Mohon tunggu...
hony irawan
hony irawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penggiat Advokasi dan Komunikasi Isu Sosial, Budaya dan Kesehatan Lingkungan

pelajar, pekerja,teman, anak, suami dan ayah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Salesmanship, Menjual Jas Hujan di Musim Panas

8 Agustus 2019   07:51 Diperbarui: 8 Agustus 2019   07:55 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu siang yang terik, seorang laki-laki muda penjual jas hujan, berjalan kaki melintas jalan kecamatan. Satu persatu warung dan rumah disinggahi untuk menawarkan dagangannya, dan tiap kali singgah dia berhasil menjual dagangannya. Hingga tibalah di warung kopi dengan banyak pengunjung yang kebanyakan sedang asik bercengkrama bincang-bincang satu dengan lainnya.

"Anda pasti aneh melihat saya berjualan jas hujan di musim panas ini bukan !?" sapanya pada pengunjung yang duduk sendiri dengan segelas kopi dan beberapa potong kudapan di piring kecil. Terlihat optimis menjadi kesan pertama yang perlu diperlihatkan.

"Ya... !" jawabnya.

Menjadi penting untuk memilih sasaran pertama yang tepat diantara banyak pengunjung di sana. Ia yakin betul, akan ada 1 dari 40 orang pertama yang tertarik untuk membeli dan akan diikuti oleh 15 orang berikutnya. Kalau beruntung secara teori akan ada 15 orang lainnya yang ikut membeli. Hanya sekitar 10 orang yang akan memutuskan tidak membeli.

"Taukah anda, jas hujan dijual lebih murah pada musim panas?!" teknik ini diharapkan mengubah persepsi tentang waktu membeli jas hujan yang biasanya di musim.hujan.

"Anda tentu pengguna sepeda motor yang aktif?" tanyanya kemudian.

"Ya !" jawabnya lagi. Jawaban yang sudah diperkirakan, karena jaket yang digunakan adalah dari jasa ojek online. Orientasi pada target perlu dilakukan untuk keberhasilan penjualan.

"Saya membawa produk baru yang bisa dipakai bersama dengan penumpang anda bisa pula dipakai oleh anda sendiri !" katanya dengan atusias sambil memperagakan cara pemakaian. Unsur kebaruan dan inovasi ditonjolkan untuk menawarkan solusi.

"Hanya dengan 75 ribu rupiah anda masih bisa mengantar penumpang, di saat kawan-kawan anda tidak bisa melalukannya ! Kabarnya kalau hujan, ongkosnya makin mahal bukan !?" referensi tambahan sangat penting untuk memperlihatkan keuntungan yang akan diperoleh dibanding dengan investasi yang dikeluarkan. Kali ini suaranya disampaikan agak keras, karena retorika demonstratif yang dimainkannya saat peragaan tadi nampak juga menarik perhatian pengunjung lain.

"Anda juga bisa tetap antar anak anda ke sekolah, istri ke pasar atau pacar tanpa takut basah dan terlambat !" katanya seolah pada semua yang minum kopi di sana. Beda target tentu berbeda pula pesan dan perspektifnya.

Ingat... saat itu cuaca terik dan kalau saja hanya terjual satu jas hujan itu sudah luar biasa ! Namun  ia yakin beberapa diantaranya tertarik untuk membeli dan sebagian lain menunda karena belum punya uang.

"Bagi yang membeli sekarang saya akan kasih potongan harga 10 % !" katanya sambil mengembalikan 10% uang yang sudah dibayar oleh pembeli pertama. Menunjukkan bukti penting untuk memperlihatkan kesungguhan.

"Tapi jangan khawatir saya akan kasih biaya ongkir gratis bagi yang pesan lewat nomor telepon saya." katanya sambil membagikan kartu nama. Langkah tindak lanjut menjadi penting untuk memastikan demand yang telah muncul dapat menjadi penjualan.

Saat itu terjual hanya 20 pcs, dan potensi pembeli lainnya 40 orang. Selanjutnya mungkin banyak yang bertanya-tanya dimana saya bisa membeli jas hujan seperti itu!?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun