Mohon tunggu...
hony irawan
hony irawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penggiat Advokasi dan Komunikasi Isu Sosial, Budaya dan Kesehatan Lingkungan

pelajar, pekerja,teman, anak, suami dan ayah

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Resolusi buat yang Masih Gamang di Pileg-Pilpres 2019

16 April 2019   11:25 Diperbarui: 16 April 2019   12:02 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#PemikiranTerbalik

Sebetulnya survey mana sih yang paling bener!? Gitu kira-kira pertanyaan sejumlah kawan.

Berdasarkan asumsi salah seorang diantaranya, kemenangan bakal mencapai di atas 10%, tapi menurut saya akan tipis, kurang dari 10%. Paling tinggi tentu untuk kemenangan capres yang berbeda dengan pilihannya. 

Saya suka kasih perimbangan yang berbeda kepada kawan bicara yang jelas-jelas mendukung salahsatunya. Karena tiap argumentasi menurut saya apapun pasti ada buktinya, setidaknya dari survey yang lain. Jadi gak heran kalo masing-masing merasa unggul berdasarkan data yang dipercaya.

Kalau ditanya sama simpatisan, pendukung, apalagi timses tentang survey yang bener tentu survey yang memenangkan siapa yang didukung. Apalagi  kalau angkanya logis dan terukur. Kenapa begitu!? Ya mungkin, dipikirnya karena umumnya orang akan terpengaruh pada dukungan terbanyak. Dan tentu menyenangkan untuk jadi bagian dari pemenang. Alasan lainnya mungkin bisa ditambahkan... Buat lucu-lucuan aja barangkali!? Mungkin bagian dari psywar, mana tau!?

Karena terlalu sibuk dengan capres cawapres, gak sedikit yang lupa, selain itu ada anggota legislatif yang juga perlu dipilih. Beberapa kawan, di hari terakhir sebelum pencoblosan, bareng-bareng sengaja searching siapa caleg darl dapil masing-masing, dan rata-rata mengaku banyak yang gak kenal. Akhirnya beberapa memutuskan akan mencoblos partai daripada nama calegnya. 

Sebagian lain yang rajin searching, lebih lanjut cari data dan info beberapa caleg yang menarik perhatiannya. Ini catatan penting nih, jika perlu, tiap caleg, selain punya akun media sosial  juga punya website khusus yang bisa nambah yakin calon pemilihnya. Kan orang mau tau latar belakang, pemikiran dan prestasinya, bahkan harta dan banyak lainnya.

Kembali lagi apakah keunggulan pada hasil survey akan meningkatkan keterpilihan!? Ini pertanyaan rada aneh sebetulnya. Bukankah hasil survey, jika benar, itu adalah gambaran dari keterpilihan!? Kok diperkirakan kalau itu dipublikasi, bakal nambah jumlah pemilih dari yang terbanyak!? Tapi ya gak seaneh itu juga sih. Mengingat bisa aja ada yang masih ngambang dan masih timbang-timbang, perlu diyakinkan dengan cara itu. Pertanyaannya kemudian apakah benar seperti itu!?

Akhirnya saya ngintip beberapa survey terakhir tentang pemilih yang masih mengambang dan ternyata masih cukup besar juga ya! Atau setidaknya, berpengaruh pada kemenangan paslon. 

Lalu apakah pengerahan massa seperti yang dilakukan kedua paslon cukup efektif untuk membujuk mereka yang menentukan pilihan!? Jawabannya jadi bisa iya, bisa juga enggak. Itu pembahasan lain lagi ya...

Saya coba berfikir terbalik. Kita paham, kalau eksekutif perlu dukungan kuat dari legislatif soal program dan kegiatan yang menyangkut anggaran pemerintah beserta peraturan pendukungnya. Tanpa dukungan yang cukup tentu sulit menjalankan pemerintahan.

Tapi kalau dukungan legislatif terlalu besar, maka fungsi kontrolnya akan melemah. Kebijakan-kebijakan pemerintah akan sulit dikoreksi kalau melenceng dari seharusnya. Nah atas dasar itu, bisa saja yang belum menentukan pilihan, mempertimbangkan hal ini.

Bisa jadi yang berfikiran seperti ini melihat hasil survey, malah cenderung milih yang hasilnya lebih lemah. Atau kalau tidak, memilih salah satu capres-cawapres yamg dinilai bakal menang, tapi memilih caleg paling vokal dari partai pengusung capres-cawapres sebelahnya.

Saya kira gak perlu fatwa MUI untuk mengatakan bolehnya pilih caleg dari partai yang mengusung capres sebelah atau caleg dari partai lawan capres yang kita pilih.

Ini yang saya kira hak pemilih yang sepertinya gak dipromosikan partai, caleg, capres atau bahkan penyelenggara pemilu manapun... He he he...

#PilpresPilegSehat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun