Mohon tunggu...
hony irawan
hony irawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penggiat Advokasi dan Komunikasi Isu Sosial, Budaya dan Kesehatan Lingkungan

pelajar, pekerja,teman, anak, suami dan ayah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajarlah Saya dari Mang Dedi

29 Oktober 2017   21:40 Diperbarui: 29 Oktober 2017   21:54 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mang Dedi, tukang somay yang biasa lewat depan rumah, dan mangkal di ujung jalan kampung kami paham betul, apa yang harus disiapkan ketika saya pesan satu porsi buat saya, atau buat istri saya, bahkan untuk anak-anak saya.

Meski jarang beli, dia sudah menghafal racikannya seperti apa. Kalaupun ia bertanya, sifatnya konfirmasi saja "Biasa kan?!". Ketika kita bilang " ya" dia akan jawab "Siap...!".

Begitu istimewanyakah keluarga kami ? Tentu saja ! Pada saat kami menikah, Mang Dedi inilah satu-satunya pedagang jajanan yang kami minta untuk mengisi salah satu stand makanan di resepsi pernikahan kami. Senang dan bangga pasti...

Tapi tunggu dulu, bukan karena itu dia melayani kami dengan istimewa... Karena nyatanya bukan kami saja, beberapa acara resepsi tetangga tak lengkap rasanya tanpa kehadiran somay Mang Dedi. Bahkan pernah Mang Dedi saya jumpai di salah satu stand resepsi pernikahan yang jauh dari rumah kami.

Jadi jelas, dia melayani dengan baik bukan karena pernah diorder di acara resepsi kami. Tapi selain rasa, pelayanannya yang baik dan perhatian pada pelanggan-lah yang membuatnya "diundang" di acara resepsi !

Hal-hal yang nampak sepele seperti itu (yaitu mengingat betul racikan kesukaan tiap pelanggan) dapat menyentuh nurani pelanggan sehingga merasa istimewa.

Intuisi, spontanitas dan senantiasa berimprovisasi hadir secala alami tanpa landasan teori apapun. Justru tiga hal itu yang lahirkan teori-teori baru yang tak akan mampu digilas pemain besar sekalipun. Itulah mengapa somay Mang Dedi bisa menangkan persaingan meski harus bersaing dengan somay catering.

#NungguSomayKelamaan #GakDagangKali

#OffBeatMarketing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun