Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran Tema 6 Subtema 1 Kelas VI Sekolah Dasar
PENDAHULUAN
 Pendidikan adalah sesuatu yang mampu melahirkan kreativitas dan kecakapan hidup bagi setiap manusia. Hal ini seiring dengan apa yang dikemukanakan oleh (Good, 1977) bahwa pendidikan adalah bentuk dari seni, praktek atau profesi pengajaran dan merupakan ilmu yang tertata secara sistematis dan sangat berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode mengajar, pengawasan dan pembimbingan peserta didik. Pendidikan merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap individu agar memiliki kecakapan hidup di era revolusi industri 4.0 ini, dimana kemajuan disegala sektor semakin cepat dan penuh inovasi. Oleh karena itu pendidikan mutlak dibutuhkan baik secara formal, non-formal maupun informal. Tentunya pendidikan tidak pernah lepas dari proses belajar mengajar yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik.
Kemampuan guru sebagai yang memberikan pengajaran dalam pembelajaran harus dieksplorasi semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran abad 21. Pembelajaran abad 21 sendiri merupakan bentuk pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi. Pembelajaran abad 21 berorientasi pada berbagai keterampilan yang mutlak dibutuhkan peserta didik untuk menjadi insan yang kreatif, produktif serta penuh inovasi (Bishop, 2009). Berangkat dari tujuan pembelajaran abad 21 inilah, guru dituntut tidak boleh hanya sekedar menyiapkan bahan pelajaran tetapi lebih jauh guru harus berusaha untuk dapat melakukan perubahan yang nyata pada diri peserta didik. Hal ini memang tidak mudah karena seorang guru harus dapat melaksanakan transmisi dan sekaligus mengolah bahan pelajaran untuk dipelajari oleh peserta didik. Guru diharapkan mampu beradaptasi dengan cepat untuk meminimalisir learning loss.
 Berhasil tidaknya suatu pembelajaran dapat tergambar melalui hasil belajar yang dicapai oleh setiap peserta didik. Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah peserta didik menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan sumber belajar hingga lingkungan belajar. Peserta didik diharapkan mampu mengaplikasikan apa yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari bahkan jika memungkinkan, peserta didik harus digiring agar level kognitifnya berada pada wilayah berpikir tingkat tinggi atau yang lebih dikenal dengan high order thinking skills (HOTS).
Akan tetapi setelah dilakukan observasi pada kenyataannya peserta didik jangankan mengaplikasikan bahkan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di sekitar yang berhubungan dengan kompetensi dasar yang dipelajari, peserta didik belum mampu. Hal ini terjadi karena model pembelajaran yang digunakan selama ini belum sesuai atau belum bisa mengakomodir apa yang menjadi tujuan pembelajaran dari kompetensi dasar yang dipelajari dan berimbas pada hasil belajar peserta didik yang belum mencapai angka ideal yang diharapkan atau tuntas. Hal ini menuntut tanggung jawab guru agar tidak hanya menjelaskan materi saja kepada peserta didik tetapi bagaimana meramu materi tersebut sehingga peserta didik benar-benar mampu mengidentifikasi masalah hingga mengaplikasikan apa yang dipelajari ke kehidupan nyata melalui model pembelajaran yang dapat menimbulkan keaktifan peserta didik. Melihat hal tersebut, maka kualitas proses pembelajaran perlu ditingkatkan dalam rangka membantu peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya. Oleh karena itu, pemecahan masalah yang dipilih adalah memperbaiki proses pembelajaran dengan memilih model pembelajaran Probem Based Learning (PBL). Pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan langkah panjang guna perbaikan capaian persentase ketuntasan peserta didik.
Pada pembelajaran abad 21, salah satu model pembelajaran yang terus dikembangkan adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau yang dikenal dengan pembelajaran berbasis masalah, dimana menurut (Arends & Kilcher, 2010) model ini menantang peserta didik untuk memecahkan masalah yang ada di lingkungan atau dunia nyata dengan cara bekerjasama di dalam satu kelompok sehingga menghasilkan pembelajaran yang kaya dengan pendapat serta solusi yang lebih konkrit. Problem Based Learning (PBL) mendorong peserta didik   mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui permasalahan nyata yang  membutuhkan suatu pemecahan masalah. Wulandari (2012) mengungkapkan  beberapa kelebihan dari penerapan metode Problem Based Learning (PBL), diantaranya: 1) Mendorong peserta didik untuk dapat memecahkan masalah pada  kehidupan nyata. 2) Mempelajari materi yang sesuai dengan permasalahan. 3)  Membentuk kemampuan komunikasi peserta didik melalui kegiatan diskusi dan mempresentasikan hasil diskusinya.
PEMBAHASAN
Situasi
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah yaitu pembelajaran didalam kelas kurang menarik, peserta didik kurang konsentrasi ditandai dengan beberapa peserta didik mengobrol saat pembelajaran berlangsung dan guru belum menggunakan media dan model pembelajaran yang menarik. Dengan melihat hal ini maka guru perlu mempraktikkan dengan mengubah cara dalam mengajar agar pembelajaran lebih menarik dan hasil belajar peserta didik meningkat sehingga setelah diadakan praktik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan memanfaatkan TIK terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik. Kita sebagai guru tentu bertanggung jawab terhadap keberhasilan peserta didik sehingga guru harus melakukan berbagai cara agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dan sebagai tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas pendidikan profesi guru dalam jabatan.
Tantangan