Mohon tunggu...
Honny Maitimu
Honny Maitimu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Arsitek

seperti air mengalir dan angin bertiup......

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Prosesi Perkawinan "Ndeso" ala Amerika

21 September 2017   18:24 Diperbarui: 21 September 2017   20:54 1675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PERKAWINAN "NDESO" ALA AMERIKA

Awal September kemarin kami berkesempatan memenuhi undangan pernikahan keluarga di Amerika.

Perjalanan dari kota Sioux Falls di Negara bagian South Dakota Amerika Utara menuju kota kecil alias desa bernama Saint Lucas yang terletak di Negara bagian Iowa, memerlukan waktu tidak kurang dari 5 jam dengan menggunakan kendaraan pribadi. Transportasi umum seperti bus atau kereta api tidak tersedia.

Selain kendaraan pribadi motor maupun mobil sewaan, pesawat udara merupakan pilihan lain. Bandara terdekat menuju desa tempat upacara adalah bandara Internasional Minneapolis. Waktu tempuh pesawat terbang sekitar 40 menit. Sesampainya di Minneapolis harus menggunakan jasa penyewaan mobil perusahaaan yang banyak tersedia di setiap lapangan udara di Amerika. Dari Bandara Internasional Minneapolis memerlukan waktu sekitar 1,5 jam sebelum sampai kelokasi perkawinan. Selain jarak yang lumayan, harus nyopir sendiri karena sopir tidak tersedia dan kalaupun ada tentu mahal biayanya.

Sepanjang perjalanan dari kota Siuox Falls menuju Timur di atas aspal mulus Highway, kiri kanan jalan terbentang tanah pertanian yang luasnya seolah tidak bertepi. Sering terlihat kelompok sapi yang sedang merumput. 

Tanaman jagung mendominasi ladang pertanian disamping tanaman gandum dan sesekali terlihat ladang bunga matahari. Kami juga melewati kumpulan kincir angin yang terpasang di ladang pertanian milik penduduk, digunakan sebagai sumber energy listrik yang murah dan bersih lingkungan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Kecepatan di setiap ruas highway berbeda beda, rata rata sekitar 120 kmpj. Sepanjang perjalanan kami acapkali berpapasan dengan caravan yag ditarik oleh mobil pickup ukuran besar  yang di Amerika disebut truk. Kadang kala kami juga berpapasan dengan pengendara motor gede (moge) baik perorangan maupun berkelompok 3-5 pengendara. Motor motor tadi meluncur dengan suara knalpotnya yang khas mengingatkan saya akan saat-saat touring di Indonesia.
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Rest area dan pompa bensin dengan toko kecil tersedia sepanjang highway dengan kondisi bersih dan nyaman. Bahkan di beberapa rest area tersedia ruangan untuk menikmati bekal makanan yang sengaja dibawa dari rumah, serasa sedang picknik.

PROSESI PERKAWINAN DI GEREJA

Sejatinya kami sudah pernah menghadiri perkawinan dari keluarga yang sama tahun lalu (Juli 2016) di kota Sioux Falls. Prosesi perkawinan di kedua Gereja Katholik tersebut relative sama, kendatipun berbeda dedominasinya.

Seperti sering dijumpai dalam film-film Amerika, masing masing pengantin memasuki gereja diantar oleh kedua orang tuanya masing masing dan diikuti oleh beberapa orang sepuh seperti nenek atau kakek pengantin. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sebelum kedua pengantin memasuki gereja, didahului oleh pendamping yang terdiri dari 5 pasang pemuda pemudi. Setelah kedua pengantin menempati kursi yang sudah disediakan, pastor memulai prosesi dengan menyanyi pujian rohani dan membaca beberapa ayat dari kitab suci serta berdoa.

Dilanjutkan dengan pengantar dan wejangan singkat sebelum mengesahkan perkawinan dengan tanda saling memasang cincin di jari masing masing pengantin. Setelah pastor menyatakan bahwa berdasarkan otoritas yang dimilikinya dan menyatakan bahwa perkawinan dinyatakan sah, kedua pengantin dipersilahkan saling berciuman sebagai tanda kasih sayang.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Selesai sudah prosesi perkawinannya, singkat dan tidak berteletele. Memerlukan waktu sekitar 40 menit, selanjutnya kedua pengantin memberikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua, para sepuh dan saudara saudara dengan cara berjalan menghampiri tempat duduk masing masing. Berbeda dengan tradisi kita dimana tamu yang menghampiri pengantin, di sana sebaliknya.

Kedua pengantin bersama orang tua dan para sepuh kemudian menuju pintu keluar kereja sambil berdiri untuk menerima ucapan selamat dari tamu undangan. Setelah bercengkerama sebentar di depan pintu masuk gereja, keluarga dan tamu lainnya menaiki kendaraan masing masing menuju tempat resepsi yang berjarak sekitar 2 km dari gedung gereja.

gereja-59c39dbe4d11b703e01342e2.jpg
gereja-59c39dbe4d11b703e01342e2.jpg
Yang unik adalah kedua pengantin dan para pendampingnya menaikin bus sekolah yang disewa untuk acara tersebut, tanpa dihias apapun, bukan menaiki mobil pengantin dengan penuh hiasan sebagaimana tradisi perkawinan yang banyak  kita jumpai di tanah air.

RESEPSI ALA AMERIKA

Sama halnya dengan resepsi perkawinan yang pernah kami hadiri tahun 2016, resepsi kali inipun demikian. Begitu memasuki ruangan resepsi, terbentang puluhan meja makan dengan penutup kain warna putih layaknya restoran.

Di setip meja yang diperkirakan berjumlah 30-40 meja, sudah terdapat nama-nama 8 orang setiap mejanya, tamu dipersilahkan menempati meja sesuai dengan nama masing masing.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Kami tiba di gedung resepsi sekitar jam 16.00 Waktu setempat. Karena waktu resepsi masih 2 jam lagi, setiap tamu yang membutuhkan minuman dipersilahkan membeli minuman di counter yang sudah tersedia yang gratis hanya minuman bir kaleng.

Kedua pengantin tiba di gedung resepsi beberapa menit sebelum acara mulai. Setelah berfoto dengan keluarga yang telah keluar menunggu di pintu masuk, kedua pengantin berjalan menuju tempat duduk pengantin berupa deretan meja yang telah disediakan. 

Kedua Pengantin duduk bersama para pengiring pengantin di bagian panggung, sedangkan kedua orang tua dan para sepuh disediakan meja yang sama dengan tamu lain tanpa dibedakan. Berbeda dengan kita di Indonesia, kedua pengantin tidak memiliki tempat duduk khusus maupun didampingi oleh kedua orang tua maupun Wali.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Jarum jam menunjukan pukul 18.16 saat mana acara resepsi mulai. Didahulukan dengan pengantar singkat yang disampaikan oleh masing masing orang tua laki kedua pengantin, kemudian sambutan dan ucapan terima kasih oleh pengantin Pria. Ada yang unik dan mungkin tidak elok bila dilihat bila menggunakan kacamata kita di Indonesia, tetapi bagi mereka hal itu bukan sesuatu yang tabu.

Apabila tradisi yang sering kita temui di Indonesia Pengantin melemparkan kembang tangan untuk diperebutkan oleh tamu jomlo yang hadir, yang terjadi malam itu bukan kembang tangan yang dilempar, walaupun kembang tangan tersedia. Yang dilempar untuk diperebutkan oleh para pedamping pengantin yang masih jomlo maupun tamu yang masih bujangan adalah CELANA DALAM Pengantin wanitanya, yang docopot langsung oleh sang suami alias pengantin pria dan diserta dengan sorak sorai semua yang hadir sebelum dilemparkan kearah para jomlo yang sudah menunggu dengan antusias. Pengantin pria melepaskan celana dalam Istrinya dengan cara seperti dalam gambar di bawah ini.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Setelah acara dimulai, minuman dapat diperoleh secara gratis, kebanyakan minuman bersoda dalam kaleng. Tamu mulai dipersilahkan mengambil makanan di ruangan lain, supaya tertib dilakukan secara bergantian menurut arahan dari petugas.

Menu yang tersedia malam itu stik daging sapi, dengan kentang giling dan sayuran 2 macam, sederhana memang namun membuat kenyang. Yang digunakan piring dari steoform, bukan piring yang umum kita gunakan, demikian juga dengan gelas air minum, cukup dari plastik.

Setelah jam 20.00 waktu setempat, 2 deret meja makan yang berada di bagian depan dekat panggung mulai disingkirkan. Musik mulai terdengar dan acara dansapun dimulai, pesta perkawinan berakir tepat jam 22.30, kami kembali kehotel untuk istirahat karena besok kembali ke Sioux Falls.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun