Aku lahir seorang diri ke dunia ini.
Pergi pun sendiri dari dunia ini.
Hidupku kelam sedari dulu.
Sedang mencari di mana si bahagia itu.
Hidupku selalu sendiri sedari dulu.
Temanku tembok, kasur, dan buku.
Apa aku layak bahagia?
Semua orang layak hidup bahagia.
Kaya, miskin, tua, muda, kurus, gendut,
polisi, tentara, sopir, kuli, guru, badut.
Semua kudu hidup bahagia.
Tapi, apa mungkin?
Aku mengulangi pertanyaanku sendiri.
Seakan aku tidak percaya pada hidup ini.
Para pemenang merayakan kehidupannya.
Para pecundang meratapi hidup kelamnya.
Tapi, mungkin ada satu yang bikin bahagia.
Aku tidak lagi seorang diri di dunia.
Aku telah bertemu temanku.
Teman sejatiku.
Aku mungkin terlalu menyedihkan.
Tapi, denganmu senyumku kembali kembang.
Walau hanya ada satu bahagia.
Cukup sudah bagiku.
Jakarta, 15 Mei 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H