Tahukah kalian bahwa anemia adalah penyakit yang lebih banyak diderita oleh wanita daripada laki-laki?Â
Penyakit akibat defisiensi zat besi yang ditandai dengan rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit) dan hemoglobin (Hb) ini banyak terjadi pada wanita karena siklus biologis menstruasi yang terjadi setiap bulan.Â
Menstruasi Pada Wanita
Pada proses menstruasi, volume darah yang keluar setiap bulannya adalah 30-50 cc, hal ini mengakibatkan wanita kehilangan zat besi sebanyak 12-15 mg perbulannya atau 0,4-0,5 mg perhari. Selain terjadi penurunan kadar zat besi, wanita juga mengalami penurunan metabolisme basal, jika ditotal, maka zat besi yang hilang saat wanita mengalami menstruasi adalah sebanyak 1,25 mg perhari (Dito, 2007).
Riskesdas pun menyebutkan bahwa terdapat sebanyak 48,9% remaja putri mengalami anemia. Remaja putri lebih mudah terkena anemia karena pertumbuhan yang pesat saat memasuki masa pubertas sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat. Ketika remaja putri yang pada dasarnya memiliki tingkat kebutuhan zat besi lebih besar, tetapi tidak terpenuhi oleh asupan harian, tentunya semakin berisiko terkena anemia. Beberapa dampak anemia pada remaja adalah penurunan imun, pertumbuhan tidak optimal, mengganggu kebugaran dan produktivitas, gangguan konsentrasi, bahkan sampai penurunan prestasi belajar.
Pencegahan Anemia
Anemia tentunya harus dihindari agar remaja perempuan di Indonesia dapat tetap berkegiatan dengan baik dan berprestasi setinggi-tingginya. Salah satu cara mencegah anemia pada remaja putri adalah dengan memastikan makanan sehari-hari sudah mencukupi kebutuhan vitamin harian. Namun, hal tersebut memang tidak mudah diterapkan, apalagi bagi beberapa orang. Hal ini bukanlah masalah yang tidak teratasi karena ada yang namanya Tablet Tambah Darah (TTD) yang merupakan tablet dengan kandungan 60 mg zat besi elemental dan 0,25 asam folat (sesuai rekomendasi WHO).
Konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri sangat berperan penting guna menggantikan zat besi yang hilang bersama darah saat menstruasi, mengobati anemia, dan memenuhi status zat besi yang kurang. Selain untuk meminimalisir potensi anemia yang berakibat terhadap kesehatan dan prestasi di sekolah, pemberian tablet tambah darah juga dimaksudkan untuk mempersiapkan kesehatan remaja putri pada saat sebelum menjadi seorang ibu, bahkan sampai prosesi persalinan, yaitu untuk mencegah ibu nantinya melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) atau berat badan lahir rendah.
Konsumsi Tablet Tambah Darah di Indonesia
Sayangnya, tingkat pengetahuan remaja putri terhadap tablet tambah darah terbilang cukup rendah. Banyak yang masih belum sadar untuk rutin mengonsumsi tablet tambah darah. Padahal, Kemenkes RI, Dirjen Kesmas, sudah memberikan aksi dukungan dengan mengeluarkan surat edaran nomor HK 03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. Pemberian tablet tambah darah dilakukan di sekolah-sekolah melalui UKS, bahkan di tempat kerja untuk wanita usia subur. Akan tetapi, hal ini masih belum efektif karena sang penerima tidak benar-benar rutin mengonsumsinya. Perlu dilakukan penyuluhan mengenai anemia dengan serius mengenai manfaat tablet tambah darah agar remaja putri dapat benar-benar memahami dan peduli tentang betapa pentingnya pencegahan anemia. Jika remaja putri sudah memahami pentingnya mengonsumsi tablet tambah darah, maka bisa menjadi cara untuk mendorong perbaikan status gizi individu dan menurunkan tingkat risiko bagi remaja putri untuk terkena anemia.
Dengan rutin mengonsumsi tablet tambah darah, diharapkan mampu mengurangi potensi anemia pada remaja putri serta wanita usia subur di Indonesia, juga berdampak pula untuk mengurangi tingkat kelahiran bayi dalam keadaan stunting dari para ibu di Indonesia sehingga mampu menciptakan generasi muda dan generasi penerus yang sehat serta mampu berdaya saing global.
(HF)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H