Mohon tunggu...
Honey Annisa
Honey Annisa Mohon Tunggu... analyst & content writer -

Suka politik, makan, film, dan jalan-jalan. maunya sederhana dalam kesederhanaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Transmigran Punya Cerita

28 Oktober 2015   21:20 Diperbarui: 28 Oktober 2015   21:20 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="http://www.dprd-kaltimprov.go.id/"][/caption]

Negara Indonesia terletak di wilayah kepulauan dengan jumlah 17.499 pulau. Hal ini lah yang menjadikan Indonesia sebagai negara maritim. Presiden Jokowi bahkan bertekad untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Pernyataan yang tidak muluk-muluk, karena Indonesia memiliki segala potensi yang dibutuhkan untuk menjadi poros maritim dunia.

Jumlah penduduk Indonesia sendiri sudah mencapai 237.641.326 jiwa pada tahun 2010, dengan sebagian besarnya penduduk berjumlah 136.610.590 jiwa berada di Pulau Jawa (data BPS tahun 2010). Kebayang kan seberapa sesaknya pulau Jawa dengan 60% penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa.  Padahal pulau-pulau di Indonesia ada belasan ribu jumlahnya. Masih ada Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua yang masih menyisakan lahan yang luas untuk ditempati.

Ini lah yang mendorong banyak orang yang tergerak hatinya uintuk hijrah keluar dari Pulau Jawa, dan justru mengadu nasib di seberang pulau bukan malah ke Ibu kota tercinta, Jakarta. Istilah ini dikenal dengan nama transmigrasi, atau lebih populer kita sebut merantau. Bahkan ada film yang juga menceritakan tentang merantau ini, dengan judul yang sama.

Banyak orang asli Jawa yang justru pergi ke seberang pulau dan mencari rizki di luar Jawa. Banyak juga yang sukses dan menuai keberhasilan dengan merantau. Bahkan budaya transmigrasi dari pulau Jawa ke seberang ini sudah ada dari awal abad 20, pada tahun 1902 ada instruksi dari Nederland untuk memindahkan penduduk Pulau Jawa ke tanah seberang, proyeknya dinamakan kolonisasi, atau sekarang telah berubah menjadi transmigrasi. Instruksi ini dilakukan karena melihat banyaknya petani di Pulau Jawa yang justru tidak memiliki lahan. Sehingga mereka dipindahkan ke pulau-pulau lain di Indonesia yang masih banyak terdapat lahan kosong.

Jambi, Lampung, dan kota-kota lain yang masih sepi penduduknya kala itu menjadi sasaran perpindahan penduduk. Maka tak heran kalau sekarang kita berada di Sumatera, atau Kalimantan, bahkan di Papua kita bisa menemukan banyak orang jawa yang menetap dan hidup di sana, bahkan ada juga yang sejak lahir. Mengingat program perpindahan penduduk ini sudah ada sejak jaman Belanda dulu. Transmigran Jawa sudah melekat di kota-kota di luar Pulau Jawa.

Di Jambi misalnya, pada tahun 2010 saja migrasi masuk berjumlah 738.961 jiwa. Dengan jumlah penduduk Jambi secara keseluruhan pada tahun 2010 berjumlah 3.092.265 jiwa. Ini menjadikan penduduk transmigran patut diperhitungkan.

[caption caption="http://tabloidperempuanindonesia.com/"]

[/caption]

Penduduk transmigran memiliki berbagai macam profesi, seperti pedagang, guru, PNS, petani, dan lain-lain. Banyak transmigran yang justru sukses dengan memberanikan diri memulai usaha di perantauan. Ada Bapak Dominikus Supriyanto, yang kini sukses menjadi pengusaha motor, properti, swalayan dan perkebunan di Pasaman Barat. Ia kini memiliki 300 hektar lahan kelapa sawit. Sungguh pencapaian yang luar biasa untuk seorang transmigran.

[caption caption="http://tabloidperempuanindonesia.com/"]

[/caption]

Ada pula Prof Dr Akhmad Mujahidin yang sekarang menjadi guru besar di Riau, dan pemikiran-pemikirannya banyak menginspirasi masyarakat Riau. Selain itu Prof Dr Akhmad Mujahidin juga aktif dalam organisasi PATRI, Perkumpulan Anak-anak Transmigran Indonesia, wadah yang mengumpulkan dan mempersatukan putera-puteri transmigran di Indonesia untuk menjadi lebih baik lagi.

[caption caption="http://tabloidperempuanindonesia.com/"]

[/caption]

Di Jambi juga ada anak transmigran yang berasal dari keluarga petani sederhana, yang banyak menghabiskan masa kecilnya membersihkan botol-botol limun, tetapi bisa sukses menjadi seorang politikus handal, namanya Edi Purwanto. Di mulai dengan masa kuliahnya yang aktif menjadi kader HMI, kemudian meraih jabatan yang penting di HMI yaitu sebagai Bendahara Umum HMI Cabang Jambi tahun 2001-2002. Melanjutkan potensinya dalam berorganisasi, ia pun memilih menjadi kader PDIP selepas kuliah, dan dipercaya menjadi Wakil Ketua DPD Provinsi Jambi kurun waktu 2005-2008. Ketekunan dan kemampuannya menjalankan amanah dengan baik tersebut yang kemudian membuatnya terpilih menjadi anggota DPRD Jambi pada periode 2014-2015.

Saat Edi Purwanto masih menjabat menjadi anggota dewan, dia malah dipercaya menjadi Calon Wakil Gubernur Jambi, berpasangan dengan Hasan Basri Agus yang merupakan incumbent dalam bursa pemilihan kepala daerah tersebut. Ini adalah pencapaian yang luar biasa dari seorang anak transmigran, yang bisa menyesuaikan diri dan berjuang untuk sukses. Hal yang mengingatkan kita pada Presiden Jokowi, yang karena prestasinya sungguh baik di mata masyarakat, sehingga karir politiknya bisa melejit, dari walikota, Gubernur dan kini menjadi seorang Presiden Republik Indonesia.

Banyaknya para putera-puteri transmigran di Indonesia yang sukses, membuktikan bahwa kesuksesan bisa dicapai asal memiliki tekad yang kuat dan kerja keras, tidak peduli berasal dari mana kamu, atau di mana kamu berpijak, kesuksesan pasti akan menghampiri. Ini adalah sedikit cerita dari para transmigran sukses yang bisa saya bagi. Jadi yang ada niat untuk merantau, silahkan memberanikan diri, dan penuhi dirimu dengan tekad dan kemauan yang kuat.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun