"Minggat? Maaf ya, Mas Dirga suamiku tercinta, kamu lupa ini rumah siapa yang punya?" Adisti menatap Dirga sambil menaik-turunkan kedua alisnya.
Dirga mengerutkan dahi, kemudian terkekeh kecil. "Terus apa itu?" Ia menunjuk ke arah lemari yang terbuka dan pakaian yang berceceran.
Adisti menghela napas pelan, kakinya perlahan melangkah mendekat ke arah sang suami. Jemarinya yang lentik beralih membelai lengan dan berpindah ke pipi Dirga. "Aku cuma mau beresin baju kita, Sayang. Apa itu salah atau masalah?" Sudut bibir wanita itu terangkat.
"Tumben sekali kamu," Dirga merasa sedikit aneh. Pasalnya Adisti bukanlah tipe wanita yang gemar mengemasi isi rumah.
 Jangankan membersihkan pakaian dan rumah, membersihkan diri sendiri saja Adisti malas. Itulah salah satu alasan kenapa Dirga memilih Ariana karena Ariana bersih dan cantik.
Dirga memegang dahi Adisti.
"Setan apa yang ada didalam tolong kau keluar," ucap Dirga sok mengusir setan.
Merasa cukup terkejut dengan sikap Dirga, Adisti pun mendorong tubuh pria di hadapannya hingga terjatuh tepat di atas kasur yang berada di belakang Dirga.
"Memang benar kalau di dalam diri kamu itu ada setan," ucap Dirga bangkit dari kasur, lalu melangkah meninggalkan Istrinya hampir seperti berlari.
Adisti mencoba merenung, meraih ponsel tergeletak di atas meja kamar. Di bukalah aplikasi biru bernama facebook. Adisti mencoba membuat sebait curahan hatinya.
"Tuhan tukar saja suamiku dengan motor Aerox."
Sementara itu, di luar Dirga berlari menuju pos ronda, ingin meminta pertolongan. Ia celingak-celinguk.
"Nyari siapa, Mas?" tanya Paijan ---Ketua RT--- sambil mengudut di bawah pohon akasia.