Oleh : Admin dan Member HWC batch 9
"Bisa gak sih kamu diam saja? Gara-gara kamu buka suara Ariana jadi membenciku," bentak Dirga pada Adisti, istrinya.
Adisti hanya diam. Giginya bergemeletuk menahan amarah. Seharusnya dirinyalah yang marah karena perselingkuhan Dirga dengan Ariana, sahabatnya. Namun, keadaan terbalik, justru Dirga yang marah padanya.
"Enak sekali kau memutar balikkan keadaan!" geram Adisti, Ingin rasanya ia menjambak rambut Dirga, hanya saja tindakannya itu urung dilakukan karena Dirga menggunakan rambut palsu, rahasia tergelapnya bisa terbongkar jika Adisti menjambak.
Plak!
Satu tamparan melayang di pipi mulus Adisti. Ini pertama kalinya Dirga melukai fisik sang istri.
"Tega kamu mas! Setelah kau lukai hatiku sekarang kau lukai fisikku," Adisti berlari menuju kamar dan mengemasi baju-baju di lemari.
Pergerakan Adisti tiba-tiba berhenti. Ia ingat kembali misi dengan suaminya. Ia tak bisa menyerah saat ini. Ia menarik napas dalam-dalam kemudian mengeluarkan perlahan, mencoba menata hati dan rencananya kembali. Mana mungkin ia menyerah begitu saja. Tamparan dari suaminya tidak boleh ia jadikan alasan untuk menyerah hingga mengabaikan tujuannya.
"Mau apa kamu? Minggat?" Dirga berdiri di ambang pintu kamar, menatap remeh ke arah istrinya.
Adisti yang pikirannya sudah mulai jernih justru menoleh sambil tersenyum.