Dengan semangat kau bilang,
:”Apa tak capek? Jalan sana jalan sini dipasar cari bahan makanan”.
“Apa tak capek antar budak – budak pergi belajar” (padahal kaki hanya injak gas pedal, tanpa kuatir
siraman air hujan, atau garangnya matahari bahkan bebas pula debu polusi)
“Apa tak capek mondar mandir didapur memasak, membawa ke meja makan”.
“Apa tak capek ? setiap hari begitu, berulang”.
“Apa tak capek, coba….”
Bagi nurani yang berani berkata,
Kalau kamu capek berhentilah,
Kalau kamu capek beristirahatlah,
Kalau kamu capek berbaringlah,
Kalau kamu capek diam diri sajalah,
Kalau kamu capek jangan berbuat apa – apa.
Bagi telinga mendengar, mulut berujar,
:”Bukankah hidup itu bergerak,
Bukankah hidup itu tumbuh,
Semestinyalah hidup menghasilkan buah”.
Bagi keluh kesah,
Kambing hitam,
Kekesalan,
Hanya kesadaran kedapatan nyata – bahwa,
Kebanggaannya akan ada tuntutan pada ujung kehidupan,
Aka n ada tanggung jawab saat pertemuan denganNya,
Kelak.
RE-45,03122016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H