- Rilekskan seluruh tubuh seperti bahu, tangan, kaki, paha, betis, dada, otot wajah bahkan mulut.
- Hirup dan buang napas secara perlahan sambil terus merilekskan seluruh tubuh
- Kemudian kosongkan pikiran sambil membayangkan sesuatu yang indah
- Sebagai alternative ucapkan kata "jangan berpikir" berulang kali
- Lama kelamaan anda akan kelelahan dan akhirnya tertidur
Teknik ini juga sering dipakai oleh militer beberapa negara lainnya seperti Kanada dan Inggris. Dengan membayangkan sesuatu yang indah, akan menenangkan hati dan otak sehingga menimbulkan kondisi yang nyaman untuk tidur.
Cara kedua merupakan teknik yang biasa digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia yang biasa disebut dengan teknik 478. Teknik ini ditemukan oleh seorang profesor bernama Andrew Weil. Teknik ini terinspirasi dari teknik pernapasan yang ada pada olahraga yoga.
Teknik ini berkunci pada teknik pernapasan yang teratur. Teknik ini dapat membantu seseorang tertidur lelap paling tidak satu menit. Berikut cara kerja dari teknik ini.
- Setelah menemukan lokasi yang nyaman untuk tidur, letakkan lidah dilangit - langit mulut tetap dibelakang gigi seri
- Kosongkan paru-paru dengan cara menghembuskan napas secara lepas
- Tarik napas melalui hidung selama 4 detik
- Kemudian tahan napas selama 7 detik
- Dan setelah itu buang napas melalui mulut selama 8 detik
Hal ini akan membuat tubuh rileks dan akan membuat seseorang tertidur lelap. Langkah - langkah tersebut terus diulangi hingga benar - benar sudah tertidur. Ini merupakan teknik yang sangat tergantung pada pernapasan.
Setiap teknik memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Dan setiap orang juga pasti memiliki cara sendiri untuk dapat tertidur lelap. Apapun itu yang terpenting adalah menjaga kualitas tidur agar tetap sehat.
Teknik - teknik tersebut dapat digunakan apabila merasa tidak memiliki teknik untuk tidur atau susah untuk tidur. Selain menjauhkan diri dari alkohol dan kafein juga baik untuk menjaga pola tidur. Hal ini perlu  diperhatikan agar mendapatkan kualitas tidur yang baik demi kesehatan diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H