Mohon tunggu...
christi kevin kyken
christi kevin kyken Mohon Tunggu... Petani - Warrior God of Agriculture

- Senang berimprovisasi - Sedang berlatih untuk berpikir kritis dan open minded - Sangat ingin menjadi ahli botani, arsitek pertanian dan filsuf

Selanjutnya

Tutup

Seni

Kain dari Pohon Beringin

10 Desember 2023   06:20 Diperbarui: 10 Desember 2023   06:29 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Indonesia Kaya)

Setelah kulit kayu lembut, proses selanjutnya adalah melakukan fermentasi. Kulit kayu dibungkus dengan daun pisang dan kemudian disimpan agar terjadi proses fermentasi. Proses ini membutuhkan waktu dua hingga empat hari.

Kulit kayu yang telah melewati proses fermentasi akan dihaluskan menggunakan palu dari kayu. Hal ini dilakukan agar serat kulit kayu menjadi lebih tipis. Serat yang tipis akan mempermudah proses selanjutnya dalam pembuatan kain kulit kayu.

Kulit kayu yang telah memiliki serat tipis kemudian dihaluskan lagi menggunakan batu ike. Proses ini membutuhkan waktu kurang lebih tiga hari. Kulit kayu yang sudah tipis akan lebih mudah untuk dibentuk menjadi kain.

Setelah semuanya selesai, beberapa potong kulit kayu digabungkan menjadi satu. Hasil penggabungan ini akan menghasilkan lembaran kulit kayu yang lebih besar. Dan setelah itu akan memasuki proses terakhir yaitu pengeringan.

Sebelum dikeringkan, lembaran kulit kayu diberi getah pohon terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menguatkan lembaran kulit kayu serta mengawetkan kain kulit kayu nantinya. Proses pengeringan akan membutuhkan waktu tiga hingga empat hari.

Kain kulit kayu dapat bertahan hingga tiga tahun dalam pemakaian rutin. Namun pada jaman duhulu, untuk memperpanjang masa pakai pakaian kulit kayu, masyarakat Lore tidak mencuci pakaian tersebut. Pakaian hanya dilepas dan digulung kemudian disimpan di dalam lemari.

Kain kulit kayu telah menjadi tradisi yang perlu dilestarikan dan perlu diajarkan pada generasi selanjutnya. Pakaian kulit kayu dari Lembah Bada telah menjadi Warisan Budaya Tak Benda. Dan menurut penelitian kain kulit kayu merupakan artefak berharga yang dimiliki oleh Indonesia.

Namun beriring dengan majunya teknologi, kain kulit kayu sudah mulai diproduksi. Semenjak hadirnya mesin tenun, masyarakat lebih menggunakan mesin tenun karena lebih praktis dan cepat. Pembuatan kain dan pakaian dari kulit kayu semakin mengalami kemunduran semenjak adanya mesin.

Semoga kedepannya, kain kulit kayu dapat eksis kembali di dunia fashion Indonesia. Peran anak muda akan sangat dibutuhkan untuk membangun kembali industri kain kulit kayu. Teknologi yang mendukung pembuatan kain kulit kayu juga perlu dikembangkan sehingga masyarakat menjadi tertarik kembali terhadap kain pohon beringin.

Pustaka:
https://www.mongabay.co.id/2022/12/06/kain-kulit-kayu-pakaian-tradisional-dari-lembah-bada/

https://www.antaranews.com/berita/275519/pameran-kain-unik-dari-kulit-pohon-beringin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun