Mohon tunggu...
christi kevin kyken
christi kevin kyken Mohon Tunggu... Petani - Warrior God of Agriculture

- Senang berimprovisasi - Sedang berlatih untuk berpikir kritis dan open minded - Sangat ingin menjadi ahli botani, arsitek pertanian dan filsuf

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesakralan Tato Bagi Suku Dayak

9 Desember 2023   07:38 Diperbarui: 9 Desember 2023   07:50 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuatan tato dengan sistem tok-tok khas suku Dayak (Sumber: Wilfirmus)

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan keberagaman etnis di dalamnya. Tidak hanya hewan dan tumbuhan yang beranekaragam, suku - suku di Indonesia juga begitu banyak tersebar dari Sabang hingga Merauke. Hal inilah yang membuat Indonesia menjadi negara yang indah karena perbedaan yang terkandung di dalamnya.

Setiap suku atau etnis di Indonesia memiliki budaya yang unik - unik. Bahkan setiap daerah memiliki budaya yang begitu mengagumkan untuk dilihat. Kekayaan Indonesia akan budaya memang tidak perlu diragukan lagi, begitu banyak budaya yang ada di Indonesia.

Indonesia juga memiliki tradisi - tradisi yang menakjubkan pula. Bahkan tradisi ini sudah turun temurun dari generasi ke generasi untuk terus dilestarikan. Hal ini membuat Indonesia memiliki keindahan kultural yang begitu indah.

Seiring perkembangan jaman, tradisi dan budaya di Indonesia mulai mengalami modernisasi. Bahkan tidak sedikit anak muda yang mulai tidak tertarik dengan budaya dan tradisi lokal dan lebih memilih untuk mengikuti trend yang sedang berlangsung. 

Sebagai contoh modernisasi budaya di Indonesia yaitu musik - musik tradisional yang diremix menjadi musik koplo atau musik EDM. Hal ini tidak sepenuhnya salah karena ini merupakan salah satu cara agar budaya Indonesia dapat bertahan di gempuran dunia modern saat ini.

Sama halnya dengan tato yang sudah banyak diterapkan oleh anak muda bahkan orang tua di Indonesia. Tato dianggap sebagai sebuah seni yang memiliki keindahan dan bagi para pecinta tato, tato merupakan sebuah media untuk mengutarakan jati diri.

Namun bagi suku Dayak, tato bukanlah sebuah karya seni. Tato merupakan lukisan sakral dan penuh makna sehingga tidak sembarangan orang yang bisa mendapatkan tato ditubuhnya.

Bagi suku Dayak, tato merupakan warisan suci yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Tato merupakan hal yang sakral dan luhur yang diboleh dihilangkan atau dihapuskan dari budaya suku Dayak.

Tato merupakan sebuah aspek spiritual, keagamaan dan melambangkan status sosial dalan masyarakat. Tato juga merupakan sebuah penghargaan terhadap seseorang atas jasa yang telah diberikan serta menunjukkan pengalaman dari orang tersebut.

Sebagai contoh, pada beberapa suku Dayak tato bunga terong di bagian dada merupakan sebuah penghargaan kepada seseorang karena keberhasilannya dalam peperangan. 

Tato juga diberikan kepada kalangan bangsawan sebagai tanda anggota. Tato yang biasa digunakan adalah tato burung enggang yang merupakan hewan yang sangat keramat bagi suku Dayak.

Penempatan tato juga tidak sembarangan, karena setiap tempat memiliki maknanya masing - masing. Tidak hanya penempatan, motif tato yang akan digunakan juga tidak boleh sembarangan. Oleh karena itu pada suku Dayak terdapat aturan yang mengatur pemilihan motif tato dan penempatan tato tersebut.

Bagi perempuan Dayak yang memiliki tato di bagian paha, itu menandakan status sosialnya sangat tinggi dan biasanya dilengkapi dengan gelang di pergelangan kakinya.

Tato bagi suku Dayak merupakan sebuah kebanggaan tersendiri karena tidak semua orang mampu melewati proses pembuatan tato suku Dayak. Sistem tradisional dalam pembuatan tato atau dikenal dengan nama "sistem tok-tok" memang memiliki rasa sakit yang luar biasa. Oleh karena itu, orang yang ingin mendapatkan tato harus siap merasakan sakit dan tidak boleh bernyali setengah. 

Pembuatan tato dengan sistem tok-tok khas suku Dayak (Sumber: Wilfirmus)
Pembuatan tato dengan sistem tok-tok khas suku Dayak (Sumber: Wilfirmus)

Namun, dengan masuknya dunia modern, setiap orang dapat dengan mudah memperoleh tato. Mesin tato pada jaman sekarang juga sudah banyak dan tidak menyebabkan rasa sakit yang sama seperti sistem tradisional.

Pada saat ini, tato merupakan hal yang lazim dan anak muda banyak menggunakan tato sebagai sarana untuk pamer. Jaman sekarang tidak sedikit anak muda yang memiliki tato merasa seperti jagoan tanpa mengetahui makna dari tato yang dibuat.

Padahal bagi kaum yang lebih tua, dahulunya tato merupakan sesuatu yang sakral dan menjadi jalan penerant setelah kematian dan menandakan suatu identitas sosial di masyarakat. Warna hitam pada tato adalah salah satu contoh kesakralan dalam tato yang dipercaya akan berubah sebagai jalan penerang menuju keabadian.

Untuk itu, sebaiknya anak muda pada saat ini mulai mencari tau dan memaknai arti tato sebenarnya terkhusus anak muda Dayak. Jangan sampai tradisi yang telah turun temurun dan sakral bagi suku Dayak menjadi sebuah karya seni biasa yang tidak berharga.

Dengan begitu, salah satu budaya yang berada di Indonesia dapat dilestarikan dan bisa menyesuaikan diri dengan era modern tanpa harus kehilangan makna dan kesakralannya.

Pustaka:
Yunanto, T. A. R. 2019. Pemaknaan dan Konsekuensi Budaya pada Suku Dayak. Jurnal Insight Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember Vol. 15(2): 213-219.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun