Mohon tunggu...
MOH HOLIL
MOH HOLIL Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Guru SDN Margagiri 2.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berorientasi HOTS

16 September 2019   20:37 Diperbarui: 17 September 2019   08:39 2152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran berorientasi HOTS merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa  dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan,  membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.

HOTS merupakan konsep reformasi pendidikan yang dimulai pada awal abad ke-21. Tujuannya untuk menyiapkan sumber daya manusia dalam mengahadapi Revolusi Industri 4.0. Pada era ini, sumber daya manusia tidak hanya menjadi pekerja yang mengikuti perintah saja, tetapi memiliki keterampilan abad ke -21, yaitu manusia yang memiliki kemampuan berkolaborasi (collaboration), berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah (critical thinking and problem solving) dan kreatif, serta mampu berinovasi (creativity and innovation) atau yang kita kenal dengan 4C.

Aspek ketermapilan berpikir tingkat tinggi dibagi kedalam tiga baian yaitu, (1) sebagai Transfer Knowledge, dimana ketermapilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar dan mengajar;  (2) sebagai Problem Solving,dimana Keterampilan yang memiliki keinginan kuat untuk dapat memecahkan masalah muncul pada kehidupan sehari-hari siswa; (3) sebagai Critical and Creative Thinking, dimana Keterampilan disini dikerahkan dalam memecahkan persamalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis,  menginvestigasi, dan menyimpulkan.

Dengan HOTS peserta didik akan dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas, berargumen dengan baik, mampu memecahkan masalah, mampu menkonstruksi penjelasan, mampu berhipotesis dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas.  Proses HOTS terjadi ketika seseorang mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah tersimpan di dalam ingatannya dan mengaitkannya atau menata ulang serta mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan atau menemukan suatu penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit dipecahkan.

Tujuan utama dari pembelajaran HOTS  adalah bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik pada level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan untuk berpikir secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta membuat keputusan dalam situasi --situasi yang kompleks.

Ketermapilan berpikir dalam HOTS memiliki tiga ranah yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif meliputi kemampuan peserta didik dalam mengulang atau menyatakan kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam proses pembelajaran yang telah didapatnya. Menurut Bloom ranah kognitif merupakan segala aktivitas pembelajaran menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi.

Tabel. Proses Kognitif sesuai dengan level kognitif Bloom

PROSES KOGNITIF

DEFINISI

C1

L

O

T

S

Mengingat

Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan

C2

Memahami

Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan gambar

C3

Menerapkan / Mengaplikasikan

Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang tidak biasa

C4

H

O

T

S

Menganalisis

Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan

C5

Menilai / Mengevaluasi

Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar

C6

Mengkreasi / Mencipta

Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru

Ranah Afektif merupakan ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau penolakan suatu objek dalam kegiatan pembelajaran. Ranah afektif dibagi menjadi 5 kategori, yaitu sperti pada tabel di bawah ini.

Tabel Ranah Afektif

Proses Afektif

Definisi

A1

Penerimaan

Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik

A2

Menanggapi

suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.

A3

Penilaian

memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu.

A4

Mengelola

konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.

A5

Karakterisasi

keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Ranah Psikomotor merupakan keterampilan dalam melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota tubuh yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerkan refleks, keterampilan pada gerak dasar, perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, ekspresif dan interperatif. Keterampilan psikomotor dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Proses Psikomotor

Makna

P1

Imitasi

Imitasi berarti meniru tindakan seseorang

P2

Manipulasi

Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan cara dengan mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini, siswa dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu.

P3

Presisi

Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai "tingkat mahir

P4

Artikulasi

Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai dengan situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten.

P5

Naturalisasi

Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada kategori ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah yang lebih efisien).

Pembelajaran berorientasi HOTS dapat berlangsung secara efektif jika didukung oleh lingkungan dan interaksi belajar yang kondusif, motivasi guru yang tinggi dan siswa yang aktif. Semua hal yang mendukung pembelajaran efektif dapat terwujud jika dilengkapi oleh perangkat pembelajaran yang memadai. (16/09/19).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun