Kita dapat belajar dari teladan kisah hidup Kaori. Terkadang, hidup tidak selalu adil pada kita. Hidup terkadang memberikan kita lemon yang berasa masam. Namun, tetaplah ingat untuk selalu bersyukur. Hidup terlalu singkat jika dihabiskan untuk mengeluh. Lebih baik berusaha, percaya, dan selalu berdoa. Ya, setidaknya lemon bisa dikonsumsi, tidak seperti besi hehe. Selain itu, hidup kita adalah milik kita.Â
Kita berhak untuk menggunakannya dengan sebebas-bebasnya tanpa memikirkan bagaimana pendapat orang (ingat, tetap sesuai dengan kaidah dan norma yang berlaku).Â
Tidak ada standar baku mengenai bagaimana kita harus memaknai hidup masing-masing. Setiap orang memiliki caranya sendiri dalam menjadikan hidupnya menjadi mahakaryanya sendiri yang bermakna dan bermanfaat bagi sesama.
Kaori Miyazono tidak henti-hentinya mempesona saya dengan kepribadiannya. Tidak peduli seberapa berat penderitaannya, api semangatnya tetap berkobar-kobar.Â
Kaori menunjukkan nilainya sebagai manusia dengan menjadi dirinya sendiri. Bagi saya sendiri, menjadi diri sendiri merupakan sebuah tantangan sulit yang bahkan belum dapat saya kalahkan.Â
Caranya dalam memaknai hidup tanpa dipengaruhi orang lain, bahkan malah memengaruhi orang lain, sangat membuat saya takjub. Kaori mengajarkan kita untuk menjadikan hidup kita berkesan melalui semua hal yang kita lakukan. Oleh karena itu, sekarang saatnya untuk membuat hidup kita menjadi lebih bermakna dengan cara kita masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H