Kita tidak bisa membiarkan anak-anak kita bermimpi dengan SDAnya saja, seperti dahulu banyak teman sekolah penulis yang putus sekolah karena merasa bisa hidup dengan kayu hutan Kalimantan yang melimpah. Namun seperti kayu yang sekarang meninggalkan hutan kritis, tambang suatu saat akan habis, begitupan dengan berkebunan yang akan tidak lagi produktif.
Masalah inilah yang harus menjadi perhatian, setidaknya setiap investasi terutama yang mengeruk sumber daya alam juga dibarengi dengan investasi atau tepatnya kompensasi di bidang pendidikan, berupa fasilitas yang memadai dan guru yang mumpuni sehingga tidak hanya menjadi asalkan sekolah saja.
Hal ini mungkin bisa disiasati sebagaimana perdagangan karbon. Dimana Negara yang menghasilkan karbon melebihi batas membayar kompensasi pada Negara dengan emisi karbon rendah.
Oleh karenanya setiap investasi yang menguras alam harus dibarengi dengan kompensasi pendidikan sehingga akan ada nilai tambah pada sumber daya alam yang dikelola oleh SDM terdidik setelah kontrak investasi berakhir nantinya, atau bahkan inovasi yang tercipta menggantikan sumber daya alam yang telah habis.
Dukungan Bagi Setiap Negara
Dukungan ekonomi dan politik hanyalah solusi jangka pendek sementara dukungan pendidikan akan membantu suatu Negara untuk berkembang secara berkesinambungan.
Kebanyakan Negara miskin bukanlah Negara yang miskin secara sumber daya alam. Bahkan kalaupun demikian, mereka bisa meniru Negara maju yang meski tidak kaya akan sumber daya alam namun memiliki SDM yang mumpuni.
Kita selalu mengatakan untuk bisa mengelola SDA agar bisa dimanfaatkan oleh anak cucu. Namun kita mungkin lupa untuk mempersiapkan diri sendiri dan anak cucu dengan ilmu pengetahuan agar bisa memanfaatkan sumber daya alam secara efektif dan efisien. Jika tidak, entah di masa kini atau di masa depan SDA itu akan habis juga karena pengelolaan yang tidak efisien dan tidak adanya terobosan terknologi.
Kita memang tidak bisa mencetak semua anak seperti Habibie, namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peraih nobel yang meneliti tentang SD Inpres, pendidikan memberikan pengaruh peningkatan pendapatan (kesejahteraan) bagi masyarakat. Sehingga fasilitas pendidikan sangat penting sebagai kompensasi bagi setiap investasi sebagai salah satu investasi hijau. Ini sesuai dengan semangat Presidensi G20 Indonesia yang ingin bergotong royong dan meningkatkan pemerataan di dunia.