Mohon tunggu...
Nur Cholish Majid
Nur Cholish Majid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berkelana sambil belajar

Seorang Musafir Kelana

Selanjutnya

Tutup

Nature

Puasa, Jalan Amalku Mendukung Tercapainya Net-Zero Emissions

24 Oktober 2021   23:06 Diperbarui: 24 Oktober 2021   23:42 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puasa yang bernilai ibadah dan termasuk amalan paling utama telah banyak disebutkan oleh para ahli kesehatan memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh orang yang mengerjakannya. Manfaat kesehatan ini juga ternyata sangat membantu bagi kelestarian alam terutama dalam mengurangi emisi limbah medis.

Penelitian pusat kesehatan Amerika Serikat menyebutkan bahwa limbah medis menghasilkan emisi karbon sebanyak 9-10% dari total gas rumah kaca secara nasional. Jejak karbon limbah medis kian bertambah jika ia dibuang secara sembarangan. Selain mencederai lingkungan, limbah medis akan membunuh ekosistem di sekelilingnya seperti yang pernah terjadi di teluk Jakarta.

Dalam skala lebih luas, puasa yang berarti menahan juga berarti menahan diri untuk tidak hidup berlebihan meski memiliki berbagai kelebihan materi.

Studi oleh mahasiswa IPB pada 2017 menemukan penghasilan juga turut berperan dalam produksi emisi. Semakin besar pendapatan per bulan, semakin banyak emisi yang mereka produksi. Dari perbandingan penghasilan per bulan, setiap kenaikan pendapatan Rp 1 juta per bulan menaikkan produksi emisi 1 ton per tahun. Mereka yang penghasilannya lebih dari Rp 5 juta sebulan memproduksi emisi sebanyak 5,3 ton per tahun.

Karena puasa bukan berarti bersantai, bahkan dengan berpuasa saya tidak ingin mengurangi nilai ibadah spesial dengan banyak rebahan, menonton atau bermain gawai saja. Ada ganjalan di dada yang terasa membuat puasa tidak berpaedah apabila dilakukan dengan hanya menahan lapar dan dahaga hingga waktu berbuka. Sehingga kegiatan menunggu buka dilakukan dengan menyelesaikan pekerjaan, membaca buku, berolahraga atau kegiatan yang bernilai ibadah lainnya.

Efeknya keinginan untuk berbelanja yang berlebihan juga berkurang. Mulai dari pudarnya intensitas membuka aplikasi marketplace kecuali ketika ada barang yang benar-benar dibutuhkan. Hal yang tentu membuat istri senang karena dia dari awal adalah orang yang sangat hemat dan perhitungan terhadap uang belanja.

Karena kebiasaan menahan diri selama puasa, keinginan untuk berfoya-foya dan melakukan kegiatan hidup yang berlebihan menjadi terkurangi. Tidur tidak pernah lebih dari jam 10 malam bahkan tak jarang jam 9 malam. Membuat lampu-lampu dipadamkan lebih awal.

Ini sesuai dengan skenario degrowth yang bertujuan untuk mendorong diet energi orang-orang kaya. Karena dengan berpuasa bertujuan untuk hidup prihatin dan mengurangi berfoya-foya yang tentunya menggunakan energi lebih banyak dan menyebabkan emisi semakin meningkat.

Skema degrowth pada dasarnya mengurangi produksi dan konsumsi sekaligus. Dalam skenario degrowth2050, rata-rata konsumsi energi perkapita penduduk bumi bagian utara dan selatan mesti sama sebanyak 30 gigajoule pertahun.

Saat ini ada ketimpangan pemakaian energi di negara utara yang kaya dan maju dengan penduduk negara di selatan yang miskin dan berkembang. Data tahun 2017 menunjukkan konsumsi energi per kapita penduduk kaya sebanyak 119 gigajoule per tahun sementara penduduk negara berkembang hanya 35 gigajoule per tahun.

Puasa Bukan Hanya Milik Umat Islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun