Mohon tunggu...
Holidin Theseries
Holidin Theseries Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - https://holidincom.blogspot.com

Google: Holidincom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengenang Film G30S/PKI di Kampung Angkrek

29 September 2019   02:29 Diperbarui: 29 September 2019   04:05 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kita harus bergerak seperti hantu! Ada, tapi tidak terlihat" Mungkin itulah sepenggal dialog yang selalu menghampiri telinga saya setiap kali menjelang tanggal 30 di bulan September. 

Bulan September, bulan yang identik dengan menonton film G30S/PKI. Kenapa? Mungkin sebagian dari kita pasti tahu, bahwa ketika orde baru masih berkuasa, film gerakan 30 September ini seakan menjadi tontonan fardu kifayah di Negara Indonesia. 

Entah apa motif yang sebenarnya, yang pasti, anak-anak di masa itu, setiap tanggal 30 September akan mendapat semacam himbauan dari orang tuanya masing-masing, agar supaya, menonton film yang disutradarai oleh 'Arifin C. Noer' tersebut secara seksama. 

Lain dulu lain sekarang, keadaan di masa itu tak seperti hari ini, di mana setiap rumah memiliki kotak ajaib dengan berbagai merek. Jadi, ikut menonton di salah satu rumah warga yang memiliki televisi, menjadi solusi satu-satunya bagi beberapa kepala pada saat itu. 

Akhirnya, tepat setelah bulan purnama menari-nari di atas pundak pohon bambu, rumah yang di dalamnya tersimpan kotak ajaib bermerek hitam putih pun seketika menjadi ramai selama beberapa saat. 

Namun, seiring dengan dimulainya film G30S/PKI, suasana berubah, berubah menjadi hening. 

Tak ada obrolan saat itu, yang ada hanyalah suara khas backsound dari film tersebut dan sesekali terdengar kicauan burung hantu menembus kesunyian malam. Rasa takut dan penasaran mulai terlihat dari setiap wajah, perang batinpun terjadi, antara nonton, atau sebaiknya tidur saja. 

Akhirnya, setelah 2 jam berlalu dan bergelut dengan kengerian, sejenak keadaan kembali stabil, ketika dunia dalam berita turut menghiasi layar kaca selama beberapa menit. Sebagian dari bapak-bapak pun keluar ruangan untuk sekedar menikmati beberapa linting tembakau dan dinginnya angin malam. 

Selepasnya, bercerita tentang keseharian mereka saat bekerja di kebun/sawah. Tak terasa, seiring dengan rasa kantuk yang sulit dilawan, semua sudah kembali berkumpul di ruang tonton sang tuan rumah. Jam dinding kini sudah menunjukan pukul 00:45wib, pertanda, malam sudah semakin larut. 

Tanpa disadari, semilirnya angin kecil yang menyusup melalui ventilasi rumah, mulai menyapa seluruh pemirsa yang sedang berada di ruang tontonan. 

Tepat pukul 01:30wib, kesunyian perlahan mulai menyelimuti gelapnya penghujung bulan September, dan membuat suara binatang-binatang malam di semua penjuru mata angin terdengar sangat jelas. 

Atmosfer di ruang tonton sang tuan rumah pun kini kembali mencekam, ketika perabotan rumah tangga yang masih berdesign vintage dan retro style turut menyaksikan biadabnya para penghianat di film G30S/PKI tersebut. 

Adegan demi adegan sudah ditayangkan, dari mulai rencana busuk aktor PKI, penculikan para jenderal oleh cakrabirawa, pengangkatan jenazah ketujuh jenderal di lubang buaya, hingga upacara pemakaman jenazah Jenderal Ahmad Yani, Letjen Soeprapto, Letjen MT Haryono, Letjen Siswondo Parman, Mayjen D.I. Pandjaitan, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Pierre Andreas Tendean. 

Para hadirin, sidang jum'at rohimakumulloh. Mudah-mudahan, setelah mengetahui bagaimana pengorbanan mereka dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui film G30S/PKI tersebut, kita semua mau menyelipkan dengan ikhlas para pahlawan yang sudah mengorbankan jiwa raganya di setiap doa yang kita panjatkan. 

Karena, tidak ada yang lebih diharapkan oleh para pahlawan dari kita semua, selain daripada do'a, do'a, dan do'a.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun