Mohon tunggu...
hola lia
hola lia Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Dreamcatcher lover

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Saat Jiwa dari abad ke 18 'TERJEBAK' di Raga Abad 21

23 September 2014   21:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:48 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di dalam kehidupan segelintir manusia di dunia ini,saya ,abang tukang bakso, tetangga atau mungkin termasuk  anda sendiri .

Jika dimana sedang terjebak di situasi yang pelik, jenuh, atau 'stuck' pada rutinitas sehari-hari yang kadang menjemukan, atau kadang membahagiakan atau juga sampai pada tahap yang amat sangat memuakkan. Pastilah pernah terlintas dalam benak anda ( bukan terlintas untuk mengakhiri hidup,please!)  kalimat yang seperti ini

" Andai saya tidak hidup di zaman edan seperti ini! andai saja saya bisa kembali ke masa lalu yang tenang, damai..

Ditemani  suara gubrakan roda pedati sebagai pegganti suara gubrakan ban mobil yang melewati lubang jalanan ,damai nya  suara cicitan burung di hari petang dan suara jangkrik berkumandang di malam hari yang menggantikan bisingnya suara Televisi yang memperdengarkan  teriakan kepedihan dari  para manusia yang meminta hak mereka , serta kesederhanaan pemikiran para tua dan muda yang dengan ceria nya mengatakan 'WOW'  bila melihat hal yang amat sangat baru yang menggantikan kalimat 'kau sangat ketinggalan zaman buddy di zaman sekarang ini"

Well, saat anda tersadar akan lamunan di sertai gerakan menguap yang artinya itu anda sedang melamun. Maka tercenggang lah anda ,bahwa FAKTA nya jika anda tidak bekerja maka anda  tidak bisa makan. Ayolah teman , apa bedanya zaman dahulu .Orang-orang dulu juga mesti bekerja mencari-cari makanan untuk di makan.Walaupun 'kategori' bekerja nya bisa dengan menanam ladang, mencuri apple dari pohon kerajaan ataupun berdagang dan menjadi pelayan.

Disaat yang sama anda membuka dompet dan menghitung tiap lembaranya, Astaga hanya 5 lembar dengan angka 1 ditemani deretan triple Nol dibelakang nya. Padahal saat itu juga anda sangat menginginkan mobil Audi RS5 yang pernah di naiki idola anda CR7. Owh teman, apa bedanya zaman dahulu. Leluhur kita dulu mungkin mempunyai ribuan koin emas yang bisa digunakan untuk membeli apapun termasuk Audi RS5 idaman anda, namun sayangnya penemu aliran listrik pun belum terlahir ke dunia pada masa itu.Anda mengerti bukan persamaannya? Yup anda pintar..Barang restock, namun tidak ada uang.Sedangkan dahulu, uang ada tapi barang tidak ada.

Dan pada saat itu anda pun tersadar akan semua renungan ini , bahwa kita hidup di dunia ini tidak bisa lagi meminta untuk mundur kebelakang. Apapun itu, baik dalam waktu, usia, konflik, dan persoalan dalam hidup. Tidak bisa kita meminta itu pada siapapun termasuk tuhan sekalipun  untuk mundur kebelakang dalam memperbaiki hal yang sedang atau sudah  terjadi di masa sekarang.Dan masa depan pun tidak akan bisa memohon untuk di undurkan ke masa yang sedang terjadi pada masa kini.

Ini saya tulis, untuk menyadarkan diri saya sendiri ataupun orang-orang lain diluar sana yang mempunyai pemikiran yang sama dengan saya. Bahwasannya , saya dan anda  tidak boleh menyerah pada apa yang sudah dimiliki dan jalani untuk saat ini. Dan tolong hentikan rengekan kepada tuhan untuk mengangkut jiwa ini ke abad 18.

Berterimakasihlah yang terlahir di abad ini, karena jika kau mempunyai pemikiran yang sama dengan manusia pada abad ke 18 yang ingin sekali 'hidup' di abad 21 seperti sekarang sama seperti anda yang ingin hidup di era mereka. Maka Selamat, kali ini pun anda mempunyai kesamaan dengan mereka. Maka bersyukurlah :)

That's all...

Terimakasih telah menyempatkan diri anda untuk membaca :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun