Mohon tunggu...
Charis Setyawan
Charis Setyawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Institut Seni Indonesia Surakarta

Mahasiswa yang tertarik dalam bidang ilmu komunikasi, media, dan kebudayaan. Berharap untuk berdampak dalam dunia media bagi Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menguak Latar Belakang Tari Topeng dan Bentuk Topeng Malang Menurut Seniman Sepuh Drs. Sunari

1 Januari 2025   21:31 Diperbarui: 1 Januari 2025   22:41 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Beberapa Koleksi Topeng Milik Drs. Sunari (Sumber: Foto ini diambil oleh Penulis)

Foto perbandingan antara topeng yang berkualitas tinggi (di sebelah kanan) dan yang tidak (di sebelah kiri) (Sumber: Foto ini diambil oleh Penulis)
Foto perbandingan antara topeng yang berkualitas tinggi (di sebelah kanan) dan yang tidak (di sebelah kiri) (Sumber: Foto ini diambil oleh Penulis)

Foto perbandingan antara topeng dengan kualitas tinggi (di sebelah kanan) dan yang tidak (di sebelah kiri)  (Sumber: Foto ini diambil oleh Penulis)
Foto perbandingan antara topeng dengan kualitas tinggi (di sebelah kanan) dan yang tidak (di sebelah kiri)  (Sumber: Foto ini diambil oleh Penulis)

Apakah Topeng Ketinggalan Zaman?

Dalam wawancara yang penulis lakukan dengan Drs. Sunari, penulis sempat bertanya apakah topeng tradisional dapat dikatakan Ketinggalan Zaman? Jawaban beliau mendengar pertanyaan tersebut adalah,”Kesenian Tradisional Topeng itu statis, jadi dia itu yo enggak ketinggalan yo enggak kemajuan” Beliau mengibaratkan kelestarian topeng ini seperti sebuah makana yaitu rujak. Beliau menjelaskan bagaimana meskipun di zaman yang modern ini makanan yang datang dari luar sangat banyak namun apakah rujak itu hilang? Jawabannya tidak, dan hal itu dikarenakan masih ada orang yang menyukai dan selera dengan rujak. Terakhir beliau juga berkata,” Selama ada Bumi Malang topeng Malang tidak akan hilang”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun