Mohon tunggu...
Hoja Nasarudin
Hoja Nasarudin Mohon Tunggu... -

Urip kuwi mung mampir ngombe, ora bakal urip selawase ( Hidup itu Cuma ibarat mampir minum , ga bakal hidup selamanya )

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nonton Bola Yuk, Sambil Nunggu Doa

16 Desember 2016   07:32 Diperbarui: 16 Desember 2016   08:47 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bola, anugerah Tuhan buat bangsa Indonesia, dan juga buat desa, disaat warga desa mulai terbelah dengan kelompok pro Wak Oding, yang gemar mengkafir dan haramkan semua program kerja yang dibuat oleh kepala desa, walaupun tidak terlalu banyak pengikutnya, namun suara berisiknya menggangu desa, awalnya warga desa mengganggap yang diperjuangkan Wak Oding ada benarnya,  namun dengan memboikot program desa, warga menilai desa mereka tidak akan makmur jika semua program diboikot. Lama-lama wargapun resah, dan melapor ke Kades, bahkan ada yang ingin kelompok Wak Oding dibubarkan saja.

"Hoja, saya berharap kamu mau membantu saya selaku Kades agar warga kita tetap bisa rukun, bagaimana? Bisa bantu? Tanya pak Kades kepada Hoja.

"Bisa Pak," jawab Hoja mantap.

"Caranya gimana Hoja?" tanya pak Kades.

"Nonton bareng final sepakbola piala AFF Pak, antara Indonesia dan Thailand pak, leg ke dua diadakan di Bangkok," jawab Hoja.

"Kenapa harus nonton? Bagaimana bisa disatukan warga dengan nonton bola bareng  Hoja?" tanya Pak Kades.

"Keyakinan boleh beda, bola tetap sama, tetap menyatukan warga desa pak," jawab Hoja.

"Yang saya dengar, Wak Oding, tidak menyukai kemenangan Tim Indonesia, jadi, kita bisa tantang Wak Oding, untuk jadi suporter Thailand dan Pak Kades jadi suporter Indonesia nah kita nobarnya di alun-alun desa pasang layar tancep, pakai proyektor, adakan pasar malam, akan rame nanti pak," Hoja menjelaskan maksudnya.

"Masalahnya adalah, bagaimana bisa mengajak Wak Oding untuk bisa kumpul di alun-alun desa, dan mau nonton bersama?" tanya Pak Kades.

"Serahkan ke saya pak, tapi urusan layar tancap dan lain-lain, biar Jaka yang urus," kata Hoja.

*****

"Wak Oding, punya nyali gak?" Tanya hoja ketika bertemu dengan  Wak Oding.

"Eh bocah, sebelom kamu lahir, saya udah kemana-mana cari ilmu, mana bisa saya takut, gak punya nyali, geblek !" Sahut Wak Oding.

"Nah kalo gitu kebetulan Wak Oding, Pak Kades tantang Wak Oding nonton bola bersama di alun-alun desa, besok malam, berani gak Wak Oding?" Tanya Hoja.

Yang mudah diterka dalam melihat perilaku Wak Oding adalah bahwa Wak Oding tipikal sumbu pendek. Mendengar kata ditantang, naiklah darah Wak Oding.

"Eh bocah, bilang tuh sama Kades ente, Ana pasti datang," ujar Wak Oding.

"Awas lho Wak Oding kalau gak dateng, bisa-bisa Wak Oding dianggep cemen ama Pak Kades, mau dibilang begitu Wak Oding? Ejek Hoja.

"Slompret ni bocah, jangan cari gara-gara deh, Ana pantang mundur kalo ditantang," Wak Oding menjawab dengan marah.

Dan begitulah, bola menjadi anugerah, bisa digunakan untuk menyatukan kembali kerukunan warga yang mulai retak, bagi warga, nonton bareng adalah keceriaan, pesta bersama sesama warga, bagi Pak  Kades, ini menggembirakan, buat Wak Oding ya sapa tau timnya menang, yang dia tidak tau, itu cuma kerjaan Hoja agar  Wak Oding hadir.

Mari bersama-sama kita mendoakan agar Tim Sepak Bola bisa menjadi Juara kali ini, berdoa dengan keyakinan masing masing, tidak harus keyakinan Wak Oding, wong doa 212 aja belom kejadian, minimal sampai hari ini Ahok belum dipenjara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun