Mohon tunggu...
Hoja Nasarudin
Hoja Nasarudin Mohon Tunggu... -

Urip kuwi mung mampir ngombe, ora bakal urip selawase ( Hidup itu Cuma ibarat mampir minum , ga bakal hidup selamanya )

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Bingung dengan Air Mata

14 Desember 2016   09:31 Diperbarui: 14 Desember 2016   11:47 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sekarang, apa saja yang Ahok kerjakan, bisa menjadi bahan pembicaraan, seperti yang terjadi di warung Bu Mimin.

"Wak Oding, saya yakin bener kalau Ahok nanggis, keluar air mata, itu tanda dia orang baik, saya perempuan Wak Oding, urusan hati, paling bisa deh ngerasaain yang gitu-gitu," ucap bu Mimin sehabis menonton acara sidang pengadilan Ahok.

"Beuh, itu sih air mata buaya, gombal, pura pura nangis, pura-pura keluar air mata, saya mah kagak percaya sama yang gitu-gitu," ujar Wak Oding.

"Emang yah, kaum laki-laki bebal, yang gitu aja gak ngerasa mana yang tulus mana yang pura-pura!" saut Bu Mimin.

"Aduh bu Mimin, saya bukan gak punya rasa, saya cuma gak percaya sama air mata Ahok, titik," lanjut Wak Oding.

"Nah tuh, ada Hoja ma Jaka dateng, ayo kita tanya mereka berdua, apakah air mata Ahok bener apa pura-pura," kata bu Mimin melihat Hoja dan Jaka masuk ke warungnya.

Hoja dan Jaka, terpaksa menunda laparnya, sambil diam mendengarkan celoteh bu Mimin dan Wak Oding, yang saling saut menyaut berdebat kembali soal air mata Ahok.

10 menit berlalu,  celoteh mereka diakhiri dengan, siapakah yang paling benar, bu Mimin atau Wak Oding?, dan Hoja diminta menentukan siapakah yang paling benar pendapatnya.

Hoja minta waktu untuk berunding dengan Jaka, sebab ini bukan perkara mudah, setuju dengan bu Mimin atau setuju dengan Wak Oding akan punya resiko di kemudian hari.

"Bagaimana ini Hoja, siapa yang kita pilih, repot lho salah pilih Hoja?" tanya Jaka.

"Akupun bingung Jaka, mirip simalakama, dan apapun yg kita jawab nanti, tidak ada pentingnya buat kita, namun kita musti menjawab karena kita terjebak di sini!" saut Hoja.

"Bener tuh Jaka, lantas gimana dong, jawaban kita ditunggu nih!" Lanjut Jaka

"Ikuti aku aja Jaka, jangan berkata apa-apa, ok Jaka!" Ujar Hoja.

"Wak Oding dan bu Mimin," ujar Hoja, "Kami tuh kemari untuk makan karena lapar, tetapi kami terjebak dalam masalah ini, masalah yang tidak ada kepentingan buat kami berdua," Hoja memulai pembicaraan.

"Jadi kami memutuskan, siapa yang mau membayar makan siang kami itulah yang akan kami pilih!" jawab Hoja.

"Kagak bisa gitu Hoja, masak kudu ada upahnya urusan milih mana yang bener soal air mata Ahok!" bu Mimin protes.

"Betul," sahut Wak Oding, "Masak kudu bayarin makan siang, yang bener aje Hoja!"

"Karena ini masalah bu Mimin dan  Wak Oding, bukan masalah kami, kami ke sini karena lapar dan gak mau terjebak dengan urusan simpel soal air mata Ahok, jadi siapa nih yang mau bayarin makan kita berdua?" tanya Hoja.

"Bayar sendiri!" Sahut Wak Oding dan bu Mimin berbarengan.

"OK, bu Mimin saya dan Jaka, menunya seperti biasa ya"  lanjut Hoja.

Suasana di warung bu Mimin masih riuh soal air mata Ahok, begitulah warung bu Mimin nyaris tak pernah sepi dengan obrolan-obrolan yang bikin seru.

"Hoja, aku sih milih pendapat bu Mimin, aku yakin air mata Ahok tu tulus, bukan pura-pura," ucap Jaka setelah keluar dari warung bu Mimin.

"Akupun sama pendapatku sepertimu Jaka, hanya saja, buat apa pendapat kita digunakan untuk kepentingan orang lain?" Sahut Hoja.

"Cukup di bilik suara kita menyalurkan pendapat hati kita dalam urusan demokrasi, di media dan dijalan cuma bikin masalah!" Sambung Hoja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun