"Dia tak menyahut bukan karena dia bisu. Dia tak mendengar bukan karena dia tuli. Dia menutup mata juga bukan karena dia tertidur. Hanya satu yang aku tahu. Tubuh dan nyawanya kini tak lagi ’kan menyatu."
"Dewa Gilang," panggilnya. Tapi yang dipanggil belum juga menyahut. "Gilang Jahanam," panggilnya sekali lagi dengan suara yang agak keras. Sontak Dewa Gilang terhenyak dari lamunannya.
"Apa Arab Kere?" sahutnya setelah mampu menenangkan diri dari keterkejutannya.
"Kau kebiasaan kali dipanggil enggak langsung menyahut. Apa yang kau pikirkan rupanya, hah? Jangan kau biasakan melamun ya! Nanti dirasuk setan baru tahu kau," ancam Arab Kere
"Ambilkan dulu Arab Kere air minum yang hangat. Sudah kering kerongkongan Arab Kere dari tadi manggilin kau. Kalau Arab Kere bisa jalan, gak akan Arab Kere suruhpun kau hanya untuk ambilkan air minum saja," sambungnya agak sedikit kesal.
Maklumlah, semenjak tiga tahun belakangan ini Arab Kere hanya bisa tidur dan duduk di tempat tidur itupun harus dibantu oleh Istrinya, istrinya yang setia mengurusnya dengan kasih dan penuh cinta. Kata Dokter, beliau yang sebelumnya telah lumpuh, kini menderita stroke ringan akibat jatuh dari tangga yang mengharuskan semua anggota gerak tubuhnya lumpuh 70%.
"Ini Arab Kere," kata Gilang setelah mengambilkan air minum hangat pesanan Arab Kere.
Dengan pelan, Arab Kere berusaha memiringkan tubuhnya yang lemah dan mencoba menggeserkan badannya ke tepi tempat tidur agar bisa minum lewat pipet tuanya itu. Menyadari kondisi, Gilang langsung membantu Arab Kere memiringkan badan. Setelah minum sampai habis, Arab Kere kembali ke posisi tidurnya semula.
"Nanti malam jangan lupa kau urutkan kaki Arab Kere ya! Sudah lama kau enggak ngurut kaki Arab Kere lagi. Bisa, kan?" pinta beliau dan Gilang menyetujuinya.
"Gimana kerjamu tadi? Mangkin hitam kau Arab Kere lihat. Apa terlalu capek kerjamu di sana?" tanya beliau dengan lembut.
"Seperti biasa Arab Kere, kalau capek itu kan sudah resiko kerjaan. Mungkin aku sekarang hitam gara-gara aku lebih banyak kerja di luar rumah, jadinya gosong gini deh," jawab Gilang sambil tertawa. Arab Kere juga ikut tertawa. Dan Gilang gak pernah sadar kalau ini adalah tawa Arab Kere untuk yang terakhir kalinya.
"Tapi itulah yang kau mau, kan? Sampai-sampai kau harus pergi tengah malam hanya untuk cari uang," celotehnya.Gilang hanya bisa tersenyum hambar mendengar ucapan Arab Kere nya tadi.