Selain itu, pengalaman lain yang juga saya rasakan dan ternyata tidak terlalu membuat nyaman adalah lamanya waktu tunggu ketika di RS. Ketika anak saya mengalami cidera karena terjatuh dan sempat tidak bisa bangun untuk duduk atau bangkit berdiri, saat itu langsung saya bawa ke IGD. Saat di IGD langsung saya tunjukkan kartu asuransi yang digunakan untuk pembayaran.
Proses pengobatan berjalan lancar, namun ketika semua proses telah selesai saya harus menunggu dua jam lebih sampai bisa dinyatakan boleh pulang. Kok lama sekali? Karena pihak RS harus mengkonfirmasi terlebih dahulu ke asuransi terkait beberapa tindakan yang dilakukan, apakah masuk dalam penjaminan atau tidak. Malahan cerita seorang kerabat tidak kalah lamanya harus menunggu saat menjalani rawat inap. Sudah diperbolehkan pulang sejak siang hari, tapi baru bisa keluar RS malam hari karena RS harus konfirmasi ke asuransi.
Bukan tentang metode pembayaran, tapi tentang arti sebuah perlindungan
Setiap hal pasti akan selalu ada dua mata sisi. Ibarat hidup ada siang dan malam. Atau analogi paling sederhana ketika Anda makan bubur ayam, Anda termasuk tim bubur diaduk atau tidak diaduk.
Semuanya kembali pada pilihan masing-masing. Sama halnya dengan ketika kita bicara metode klaim. Tidak ada yang paling efektif, tidak ada yang paling nyaman, tidak ada yang paling mudah, karena baik cashless dan reimbursement menawarkan manfaat masing-masing.
Yang harus menjadi perhatian kita sebenarnya bukan tentang metode pembayaran biaya pengobatan, tapi sejauh mana kepedulian kita akan arti sebuah perlindungan bagi diri sendiri dan keluarga.
Hidup itu misteri Ilahi, sehingga kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dalam kehidupan kita. Bukankah lebih baik kita selalu sedia payung sebelum hujan datang. Bukankah lebih baik kita memproteksi diri sendiri dan keluarga sebelum risiko datang.
Dengan proteksi yang kita miliki termasuk biaya kesehatan maka akan meringankan beban kita secara finansial.
Jadi, Anda tim bubur diaduk atau tidak diaduk?
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H