Mohon tunggu...
Husni Fatahillah Siregar
Husni Fatahillah Siregar Mohon Tunggu... Lainnya - Content Writer

Corporate Communication - Tennis Addict

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kembali Eksis Berkarier Setelah Career Break: Siapa Takut!

1 September 2023   16:54 Diperbarui: 2 September 2023   05:45 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja setelah career break (Sumber: shutterstock)

Memang benar kehidupan manusia itu akan selalu menjadi misteri. Jodoh, rejeki, hingga maut menjadi hak prerogatif Sang Khalik. 

Hari ini genap satu tahun saya kembali melanjutkan mimpi karir saya setelah memutuskan untuk menjalani career break selama hampir empat tahun, karena harus menjalani peran sebagai pendamping diplomat. Cerita mengenai serba serbi sebagai pendamping diplomat ini, pernah saya tulis disini.

Bukan hal yang mudah saat memutuskan career break, walaupun memang sejak awal membina rumah tangga sudah mengetahui konsekuensi yang akan dihadapi sebagai pendamping diplomat. Apalagi kalau bicara budaya di Indonesia yang masih mengakar budaya patrilinealnya. Dan memang secara data pun yang banyak memutuskan untuk melakukan career break adalah perempuan. 

Survey yang dilakukan LinkedIn tahun 2022 menyebutkan 64% perempuan pernah memutuskan untuk melakukan career break dengan alasan mengurus keluarga. Dan alasan itu juga yang menjadi alasan utama ketika memutuskan untuk career break, untuk menjadi bapak rumah tangga.

Berdasarkan pengalaman yang saya jalani, career break tidak semenakutkan yang dibayangkan. Dalam artian, saat menjalani career break saya tetap bisa melakukan banyak aktivitas yang sesuai passion saya, bahkan saya bisa mempelajari banyak hal baru. 

Lalu, apa saja sih yang seharusnya dilakukan saat menjalani career break? Berikut beberapa tips berdasarkan pengalaman yang saya lalui.

Tetap beraktivitas sesuai passion

Career break hanya menghentikan kita dari pekerjaan rutin di perusahaan. Kita jadi tidak terikat lagi dengan sebuah perusahaan. Tapi kita tetap bisa beraktivitas khususnya yang sesuai passion. 

Selama career break, saya menyalurkan passion saya melalui tulisan. Karena buat saya menulis adalah bentuk self-healing yang memberi kepuasan batin, apalagi ketika tulisan kita bisa menggugah perasaan orang lain seolah terbawa ke dalam tulisan kita.

Sumber: istockphoto.com
Sumber: istockphoto.com

Buat portfolio

Apapun aktivitas yang dilakukan selama career break, catat dan buatlah itu menjadi portfolio kita yang bisa dijadikan sebagai "amunisi" saat kita memutuskan untuk kembali bekerja. 

Saya selalu mendokumentasikan tulisan-tulisan yang berhasil dimuat dan dijadikan sebagai proof points atau barang bukti bahwa selama career break saya tetap produktif dalam dimensi yang berbeda.

Terus ikuti perkembangan yang terjadi baik yang berkaitan dengan dunia kerja atau kehidupan sehari-hari

Di era media sosial ssat ini tentunya bukan hal yang sulit untuk kita bisa mengetahui perkembangan dunia atau di sekitar kita. Dalam hitungan detik, apa yang terjadi di belahan kutub utara bisa diketahui oleh masyarakat seantero dunia. Termasuk tentunya dalam mengamati atau mengikuti perkembangan dunia kerja. Platform media sosial seperti LinkedIn, bisa menjadi salah satu media untuk tetap mengikuti perkembangan dunia kerja.

Jangan takut belajar hal baru

Career break menjadi waktu yang tepat untuk kita mempelajarai hal baru, dan tidak melulu berkaitan erat dengan pekerjaan atau profesi kita. 

Selama menjalani career break saya memutuskan untuk belajar masak hingga baking (membuat kue). Masakan Indonesia hingga western saya pelajari.  Bahkan, dengan bangga dan sedikit narsis saya bisa mengatakan ada masakan saya yang menjadi signature dish dan disukai banyak orang. 

Dan yang tidak kalah membanggakan juga -- untuk diri pribadi tentunya -- adalah ketika momen hari raya Idul Fitri dan berada di negeri orang, saya bisa menyiapkan menu masakan yang biasa disantap di Indonesia termasuk kue-kue kering khas lebaran.

Menjaga silaturahmi

Selama career break, yang juga penting untuk dilakukan adalah menjaga silaturahmi. Selain dengan keluarga besar, yang tidak kalah pentingnya adalah dengan rekan-rekan kerja dari perusahaan tempat kita bekerja sebelumnya. Karena bisa jadi merekalah gerbang utama kita saat memutuskan untuk kembali bekerja.

Menjalani career break bukan berarti karir kita akan terhenti, dan tidak bisa melanjutkan karir yang tertunda. Ketika memutuskan untuk menyudahi carerr break dan kembali bekerja juga pastinya tidak mudah. Apalagi ketika usia sudah tidak lagi muda, dan sistem rekrutmen di Indonesia masih dibatasi dengan umur, akan menjadi tantangan tersendiri dalam mencari pekerjaan yang sesuai passion tapi juga masuk kriteria yang dipersyaratkan. Tidak perlu khawatir akan kesulitan dalam mencari pekerjaan, karena setiap ada kemauan pasti akan ada jalan. Kembali ke prinsip bahwa kehidupan kita adalah rahasia yang hanya diketahui oleh Sang Maha Pencipta.

Apa saja sih yang harus diperhatikan saat memutuskan untuk kembali bekerja? 

Percaya diri dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki

Percaya diri menjadi kunci utama bahwa kemampuan dan keahlian kita tetap bisa bersaing dengan para pemburu kerja lainnya. Tapi jangan terlalu berlebihan juga, tetap mengukur diri bagaimanapun juga ada jeda karir dengan durasi waktu yang mungkin tidak semua perusahaan bisa menerima. Yang pasti, jangan pernah ragu untuk mengatakan pada rekruter bahwa career break tidak menurunkan standar kemampuan dan keahlian Anda, tapi dengan adanya jeda dalam perjalanan karir justru memperkaya pandangan Anda akan suatu hal.

Jujur menginformasikan adanya career break

Menjalani career break bukanlah sebuah aib yang harus ditutupi atau malu untuk disampaikan kepada orang lain. Justru itu bisa menjadi poin tambahan tersendiri ketika Anda bisa menjadikan masa career break sebagai peluang untuk menujukkan seberapa besar Anda bisa dengan cepat beradaptasi dalam sebuah perubahan. 

Jangan pernah merasa ragu dan malu untuk mencantumkan dalam CV bahwa ada jeda dalam perjalanan karir Anda. Dan jelaskan dengan jujur apa yang mendasari keputusan Anda memilih career break.

Cepat beradaptasi dengan lingkungan kerja baru

Kemampuan untuk bisa cepat beradaptasi terhadap sebuah perubahan atau lingkungan baru belum tentu dimiliki semua orang. Namun, itu sesuatu yang bisa diasah. 

Ketika memutuskan kembali bekerja tentunya banyak perubahan yang akan dialami. Yang biasanya jam 8 pagi sampai 5 sore banyak menghabiskan waktu di rumah, kemudian dihadapkan pada situasi yang harus full bekerja bahkan sampai lembur. Di awal pasti akan ada rasa kaget atau bahkan lelah. Tapi ketika sudah bisa menikmati pekerjaan, maka akan semakin terasa mudah. Lingkungan kerja yang supportif tentunya menjadi faktor pendukung untuk kita bisa cepat beradaptasi.

Pelajari industri atau perusahaan yang dimasuki

Penting juga untuk mempelajari bagaimana industri atau perusahaan yang kita pilih sebagai tempat kembali bekerja. Ini akan menjadi faktor pendukung untuk bisa cepat beradaptasi, karena kita akan dengan mudah memahami seluk beluk industrinya dan yang paling utama budaya perusahaannya. 

Tetap menjadi diri sendiri

Masuk dalam lingkungan baru tidak berarti kita harus mengubah jati diri. Tetap menjadi diri sendiri dan tampilkan apa adanya diri kita, karena itu jauh lebih dihargai daripada kita memaksakan diri hanya sekedar untuk mendapat pengakuan dari lingkungan baru.

 Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun