Ketiga, memperkenalkan hasil karya seniman Indonesia.
Di babak pertama pertunjukan konser gamelan dimainkan empat lagu pilihan dari tiga maestro gamelan yang memiliki karakter masing-masing dalam komposisi musiknya.
Lagu yang dimainkan diantaranya Buka Sembarangan dan Westminster karya I Wayan Sadra, Dara Muluk karya Ki Nartosabdo, dan Penghijauan karya Ki Cokrowarsito.
Melalui konser gamelan bertema candi Prambanan ini, penonton tidak hanya diajak untuk menikmati alunan gamelan serta pertunjukan drama dan tari semata, tapi juga diajak untuk lebih mengenal sosok-sosok dibalik komposisi yang dimainkan. Seperti Ki Cokrowarsito merupakan seniman yang berhasil membawa Gendhing Ketawang Puspawarna untuk disertakan dalam misi penerbangan voyager ke bulan.
Atau Ki Nartosabdo seorang seniman multitalenta yang karyanya merupakan pitutur kehidupan sarat makna. Dan I Wayan Sadra seorang seniman dengan kultur Bali yang kuat namun tumbuh dalam aliran kontemporer.
Sosok-sosok ini perlu diinformasikan agar penonton -- publik Ceko -- mengetahui bahwa Indonesia memiliki seniman musik tradisional yang kemampuan dan talentanya tidak kalah dengan seniman dunia.
Keempat, mengoptimalkan peran pemain gamelan dalam memperkenalkan dan mempromosikan Indonesia.
Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa para pemain yang terlibat dalam konser gamelan ini 100% warga negara asing.
Namun, mereka menunjukkan totalitas dan kecintaan yang tinggi akan Indonesia khususnya gamelan.
Misalnya salah seorang pesinden yang jika Anda mendengarkan suaranya dengan memejamkan mata, maka Anda tidak akan percaya bahwa suara khas sinden tersebut adalah suara orang asing. Karena cengkok dan cara bertuturnya serupa dengan sinden asli Jawa.
Sang sutradara dan pelatih gamelan, Agus Prasetyo, pun mengakui talenta yang dimiliki oleh para pemain gamelan tersebut.