Bulan Agustus selalu diwarnai dengan gegap gempita perayaan HUT RI. Dan tahun ini ibu pertiwi memasuki usia ke-74. Di tanah air berita mengenai semaraknya perayaan HUT RI meramaikan lini masa, mulai dari perayaan tingkat RT hingga nasional. Tentunya yang ditunggu-tunggu adalah momen upacara bendera di Istana Merdeka, yang menampilkan keragaman budaya Indonesia melalui berbagai baju adat yang digunakan seluruh undangan yang hadir termasuk tentunya Presiden dan Wakil Presiden.Â
Kemeriahan perayaan HUT ke-74 RI pun singgah di kota cantik Praha. Kali ini upacara bendera dilaksanakan di Wisma Duta Praha. Beberapa hari sebelum tanggal 17 Agustus, kota Praha selalu diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Namun, Alhamdulillah pada hari H cuaca bersahabat sejak upacara dimulai hingga selesai. WNI dan Diaspora Indonesia yang menetap di Ceko berbondong-bondong sejak pagi untuk mengikuti jalannya upacara.Â
 Upacara yang berlangsung dengan sangat khidmat dipimpin langsung oleh Ibu Duta Besar Kenssy D. Ekaningsih.Â
Ketika lagu Indonesia Raya berkumandang, tanpa terasa segenap peserta upacara larut dalam keharuan yang mendalam, karena sejauh-jauh kaki melangkah untuk menjelajah dunia, namun tetap rasa cinta terhadap negara dan bangsa tidak akan sirna. Satu per satu prosesi upacara berjalan dengan mulus, hingga di penghujung rangkaian agenda upacara.
Setelah upacara selesai, berbagai pertunjukan seni yang dikemas dalam bentuk tari dan musik ditampilkan KBRI Praha, yang tentunya selain untuk menghibur, juga untuk lebih memperkenalkan budaya Indonesia kepada para undangan yang hadir.
Saya melihat momen perayaan HUT ke-74 RI di Praha menjadi simbol merayakan keberagaman Indonesia. Saat ini bangsa kita tengah dihadapkan pada ujian tentang memaknai keberagaman, yang pada dasarnya telah terpatri dalam semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika.Â
Namun, konstelasi politik yang terjadi beberapa tahun belakangan membuat keragaman itu menjadi bak hilang ditelan bumi. Kita "mengkotak-kotak"kan diri kita ke dalam golongan tertentu yang membuat kita menjadi "berbeda" dari golongan lain. Perbedaan yang sejatinya merupakan keniscayaan bagi Indonesia, menjadi isu yang sangat sensitif untuk didiskusikan dengan santun dan penuh kehangatan.Â
Saya ingin mengambil contoh dari apa yang dilakukan KBRI Praha dalam peringatan HUT ke-74 RI, yaitu memberikan apresiasi kepada warga negara asing yang hadir dan mengenakan pakaian nasional. Apresiasi tersebut dibalut dalam pemberian penghargaan bagi WNA yang mengenakan pakaian nasional Indonesia terbaik. Ada tiga orang yang terpilih dan ketiganya terlihat sangat anggun dalam balutan pakaian nasional Indonesia.
Yang saya garisbawahi dari pemberian penghargaan ini oleh KBRI Praha adalah saling menghormati dan menghargai walaupun berbeda. Ketiga WNA yang tampak pada foto di atas bisa saja hadir tanpa mengenakan pakaian nasional Indonesia, karena panitia menyebutkan pakaian yang dikenakan bisa pakaian nasional, batik atau menyesuaikan.Â
Dan sebagai WNA mereka bisa saja menyesuaikan tanpa harus bersusah payah mengenakan kain dan kebaya. Namun, menurut pendapat saya, mereka ingin menunjukkan bahwa mereka sangat menghargai dan menghormati Indonesia. Ibarat pepatah mengtakan "dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung", para WNA tersebut menyadari ketika mereka hadir, maka mereka akan "memasuki" wilayah negara Indonesia, sehingga mereka pun dengan ketulusan hati mengenakan pakaian nasional selayaknya orang Indonesia.Â
Memaknai keberagaman inilah yang harus kita renungi bersama. Bukan hanya sekedar retorika belaka, namun harus diwujudkan dalam aksi nyata kita bersama. Indonesia bukan hanya rumah untuk orang Jawa, tapi juga Papua, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali hingga Nusa Tenggara. Indonesia membentang dari barat ke timur dengan segala perbedaannya, sehingga apa yang diyakini dan menjadi adat istiadat di wilayah timur tentu saja berbeda dengan di wilayah barat, dan harus kita hargai bersama.Â
Pekerjaan rumah bangsa Indonesia masih banyak untuk bisa mewujudkan negara yang adil, makmur dan sejahtera. Saatnya kita eratkan lagi persaudaraan tanpa melihat saya orang Batak, saya orang Jawa, saya orang Bugis, saya orang Papua. Tapi kita Indonesia. Sebagaimana kami WNI dan Diaspora Indonesia di Republik Ceko bersama-sama dalam ikatan persaudaraan menyampaikan salam cinta dan damai untuk Indonesia dalam formasi 74. Hanya untukmu Indonesiaku!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H