Ketiga pahlawan itu berasal dari daerahnya masing-masing, seperti Cut Nyak Dhien dan Malahayati adalah pahlawan asal Aceh yang berjuang pada saat masa penjajahan dulu. Seharusnya Pemerintah daerah Aceh yang memperingati hari kelahirannya. Kalau memang RA. Kartini dari Jawa maka kalau orang Aceh tidak mau merayakannya ya tidak apa-apa, karena harus saling memprovokasi dan ribut lewat postingan.
Seharusnya Para Ahli Sejarah atau Budayawan Aceh memberikan masukan kepada Pemerintah Aceh untuk memasukkan hari lahir Cut Nyak Dhien atau pahlawan Aceh lainnya sebagai hari peringatan daerah. Kalau Indonesia mau mengikutinya silahkan, kalau tidak ya tidak apa-apa. Memang tidak bisa dipungkiri kalau Aceh banyak menyumbang bagi kemerdekaan Indonesia, namun ya begitulah kalau mereka melupakan jasa orang Aceh kita bisa apa? Maka kitalah orang Aceh yang membangun kembali Budaya dan Sejarah itu di daerah kita agar anak cucu kita kedepan tidak buta akan sejarah.
Terlepas dari itu semua bagi saya pribadi, pahlawan perempuan adalah seorang Ibu. Ibu adalah sosok penting dalam hidup kita semua. Hargai dan jangan durhakai Ibu mu karena segala Ridha dan Murka Tuhan adalah Ridha dan Murka Ibu. Jangan seperti kisah Malin Kundang yang durhaka terhadap Ibunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H