Mohon tunggu...
HIDAYAH RAHMAD
HIDAYAH RAHMAD Mohon Tunggu... Lainnya - -HnR-

Pekerja Profesional dan Interpreter

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengasuh Anak: Mendidik Diri Sendiri

10 Agustus 2020   10:04 Diperbarui: 10 Agustus 2020   10:17 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali orangtua beranggapan bahwa ilmu dan teori pengasuhan yang mereka pelajari adalah cara terbaik untuk diterapkan kepada anaknya. Akan tetapi kita sering melupakan bahwa setiap anak membutuhkan metode atau cara pengasuhan yang mungkin tak selalu sama. Maka dibutuhkan kecakapan orangtua dalam melihat setiap sisi keistimewaan dari mereka.

Pengasuhan yang Menyenangkan

Dalam mengasuh atau mendidik anak, hal terpenting yang tidak boleh ditinggalkan oleh orangtua adalah memberikan aspek kegembiraan di dalamnya. Karena dunia anak-anak adalah dunia kegembiraan, berbeda dengan kita orang dewasa yang memandang segalanya dengan penuh keseriusan.

Sebagai pendidik orangtua harus tetap menjaga stabilitas emosi dan energi positif saat berinteraksi dengan mereka. Karena setiap kondisi tersebut akan ditangkap oleh mereka. Anak-anak sangat peka terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya.

Lingkungan yang membuatnya senang dan nyaman akan mempermudah proses anak dalam belajar dan menyerap value yang ingin kita tanamkan pada diri mereka.

Orang tua harus memahami, pada dasarnya anak-anak selalu mudah menemukan cara untuk memperoleh kegembiraan dalam belajar ataupun mengenali apa pun yang ingin diketahuinya. Semudah dia untuk takjub terhadap hal yang sering kita anggap kecil, seperti melihat mesin cuci berputar, mendengar gemercik air, atau menjamah putri malu yang tumbuh liar di halaman.

***

Obrolan di atas bantal dengan istri malam itu serasa kuliah parenting bagi saya. Ketika istri saya hendak menyoal Taming Temper Tantrums-nya Michele Borba, saya buru-buru excuse untuk berangkat tidur. Sisa energiku tak lagi cukup untuk melayani kebutuhan bicaranya malam itu. Saya menutup hari dengan bersyukur karena diberikan teman hidup yang tak henti mengingatkan saya untuk terus belajar menjadi orangtua yang baik.

Hanya beberapa menit berselang setelah saya ijin untuk tidur duluan, saya benar-benar sudah pindahan ke alam mimpi. Dan mungkin seperti biasanya, istriku kembali ke ruang sebelah untuk lanjut membaca. Ah, Betapa beruntungnya menjadi saya.

Sebelum mata saya benar-benar terpejam, sempat kulihat anak kecil yang sedang lelap tertidur di samping kami. Dari wajah polos itu saya belajar banyak bagaimana menjadi orangtua. Sedikit saya langitkan doa untuknya, semoga dia bisa menemukan kegembiraan dalam pengasuhan kami, sepasang manusia dewasa yang serba terbatas ini.

Artikel ini pernah diterbitkan di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun