Aku ingin menjadi mimpi, bersemayam bersama imajinasi tanpa mengenal kasta. Merayap ke setiap sudut peristiwa, bersukacita bersama di dalam ruang hampa tanpa takut untuk terluka.
Mengintip. Mengetuk. Berbisik.
Tak ada iblis yang mampu mengalahkanku. Tak ada malaikat yang berani menegurku. Dan wahai waktu, merekahlah selalu bersama wewangian hati yang berputus asa.
Jika patah hati adalah duka, kabarkanlah, Aku siap meminangnya. Jika air mata adalah petaka, kabarkanlah, Aku siap menampungnya. Dan jika harapan adalah dusta, tegaskanlah, mari menari bersamaku di alam baka.
Jika kau mengenal sebuah lagu, bisikanlah, bait-bait mana saja yang menyentuh alam bawah sadarmu? Syair yang seperti apa, yang berhasil menarik emosimu? Marilah kawanku, alam semesta akan selalu menyambutmu dengan suka cita. Yang datang bersama lara. Yang datang bersama cinta. Yang datang bersama kecewa. Dan yang datang bersama kumpulan para hati yang hampi mati.
Lihatlah. Bintang-bintang mengamatimu, bintang-bintang mengagumi wajahmu yang lucu, bintang-bintang merindukan senyum manismu.
Teruslah bermimpi, manisku. Ada Aku yang akan selalu menjagamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H