Jika kalian pernah mendengar podcastku bareng @tendensibunuhdiri di episode New Normal, kalian pasti akan paham kenapa waktu itu Aku bilang kalau perubahan mindset sangat penting untuk menjadikan bangsa menjadi lebih baik lagi.
Sama halnya dengan untuk mengurai masalah pada sektor pendidikan, jika mindset sumber daya manusianya tidak diubah/diperbaiki, tentu pendidikan di Indonesia akan terus dikomersialisasi.
Ibaratnya mindset ialah pondasi pada sebuah rumah/gedung, jika renovasi rumah/gedung terus dilakukan (baca: pergantian Presiden) namun pondasinya tidak dibenahi maka akan membuat rumah/gedung itu tidak tahan terhadap gempa (baca: konflik kepentingan).
Ibarat lagi, rumah/gedung itu diganti jendela, pintu, dicat ulang agar terlihat menarik, dlsb oleh tiap Presiden tapi jika pondasinya tidak diperhatikan? Tentu permasalahan yang ada di rumah/gedung itu tidak akan selesai, bahkan bisa juga menciptakan permasalahan yang baru.
Lantas, mindset siapakah yang harus dibenahi/diubah? Semua orang yang tinggal di Indonesia (WNI atau WNA), karena kehidupan mereka di Indonesia mempengaruhi kondisi/keberlangsungan negara (stabilitas).
"Lo pikir gak repot benahi mindset semua orang di Indonesia?". Loh, justru itu tantangannya. Menyehatkan kembali negara yang sedang sekarat tidaklah mudah, butuh proses yang sangat panjang. Tapi percayalah, untuk menyembuhkan penyakit di negara ini, ada harga yang harus dibayar.
Namun, ada opsi lain ketimbang harus merubah mindset semua orang yang ada di negara ini, yaitu dengan membentuk ulang mindset generasi penerus. Ibaratnya, segelas air berisi campuran air jernih dan minyak goreng. Air jernih adalah generasi penerus, minyak goreng adalah generasi yang sudah tua.
Jika gelas itu terus diisi oleh air jernih (generasi penerus yang mindsetnya sudah dibentuk ulang), lambat laun minyak goreng akan luber/keluar dari gelas. Maksudnya, selama berproses tentu kita yang sudah tua ini (mindset tidak bisa diubah) akan mati, dan digantikan dengan generasi yang baru.
"Halahhhhh, ngomong doang enak lu, Har!". Loh, memang. Setidaknya apa yang Aku utarakan mempunyai konsep berpikir yang jelas dan terarah.
Nah, ke depan akan seperti apa, tergantung Presiden yang akan menggantikan. Sekian~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H