Dikutip dari laman BBC Indonesia, Deni Nurhadiansyah adalah petani di Subang, Jawa Barat. Ia bersama petani lainnya di sana pada awal April mendatang akan merayakan panen yang sekarang tampak mulai menguning dan gemuk. Tapi panen raya kali ini harus dilalui dengan rasa cemas, karena harga gabah kering di tingkat petani terus merosot di tengah wacana impor beras 1,5 juta ton oleh pemerintah.
"Sekarang tanaman padi lagi bagus-bagusnya, lagi sehat-sehatnya. Rata-rata di atas 7 ton (padi per hektar). Artinya serangan hama penyakit nggak banyak," kata Deni kepada BBC News Indonesia.
Masih Awal Tahun 2023, Indonesia Sudah Kebanjiran Impor Beras
Pada akhir tahun 2022, pemerintah Indonesia melakukan impor beras sebanyak 700.000 ton untuk ketersediaan beras nasional. Dari 700.000 ton itu, 200.000 ton sudah masuk ke Indonesia dan 500.000 ton masih dalam proses pengiriman hingga kini. Dengan stok beras nasional di bulog yang hanya sekitar 600.000 ton, pemerintah kembali mewacanakan untuk melakukan impor besar guna antisipasi jika 500.000 ton beras tadi tidak juga sampai ke Indonesia sesuai waktu yang telah ditentukan.
Nah yang jadi pernyataan, dari negara mana saja 500.000 ton beras itu? Kenapa bisa terlambat pengirimmnya hingga kini? Apakah pemerintah tidak bisa membatalkan impor beras itu dan mencari importir dari negara lain? Apakah pemerintah tidak bisa tegas tentang 500.000 ton beras yang belum masuk ke Indonesia?
Atau, keterlambatan pengiriman 500.000 ton beras itu disengaja agar pemerintah membuka impor yang baru? Jika benar, mafia impor beras inilah yang harus segera diberantas.
Dikutip dari laman Ekonomi Bisnis, sebanyak 300.000 ton beras dari total 500.000 ton beras yang diimpor akan masuk ke Indonesia pada Februari 2023.
"Kami tinggal menunggu sisanya 300.000 ton, itu akan datang mulai Januari sampai maksimal 24 Februari 2023, itu maksimal. Kami ingin percepat kalau bisa 12 Februari selesai 300.000 ton," kata Buwas usai meninjau beras impor yang datang dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022) dikutip dari laman Ekonomi Bisnis.
Tidak Ke Sawah Tak Bisa Dapat Uang, Ke Sawah Malah Rugi
Kebiasaan pemerintah dalam melakukan impor beras menjelang maupun di tengah panen raya justru melukai hati banyak para petani, karena mereka sudah bekerja keras demi panen yang diharapkan.