Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kritik Sosial atas Fenomena Cowok Tulang Lunak

1 Juni 2021   07:31 Diperbarui: 1 Juni 2021   07:52 2069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka (pria) yang operasi kelamin, berpenampilan seperti perempuan, adalah mereka yang mengalami delusi mengenai jati diri, seolah-olah memang seperti itulah jati diri dan takdir mereka. Padahal, dalam mengambil keputusan (misalnya melakukan operasi kelamin) tentu kita harus mempertimbangkan dengan baik, karena pengambilan keputusan yang gegabah akan menciptakan penyesalan. 

Mungkin benar mereka tidak menyesal atas pilihan mereka, tapi itu berlaku untuk saat ini dan beberapa tahun ke depan. Sedangkan biasanya penyesalan itu akan dirasakan dalam belasan hingga puluhan tahun yang akan datang. Inilah sebabnya kita harus cermat dalam mengambil sebuah keputusan, karena kita harus berpikiran panjang agar tidak terjadi penyesalan.

Tulisan ini merupakan kritik sosial, Saya menggunakan teori kritik dalam mengamati fenomena cowok tulang lunak. Jujur saja, konten joget mereka di media sosial, dengan busana yang seperti perempuan secara tidak langsung mengusik perhatian Saya. Memang benar Saya tidak merasa terganggu dengan ekstensi mereka, Saya tidak kontra dengan apa yang mereka lakukan. 

Tulisan ini adalah kritik sosial, yang artinya bertujuan untuk memberikan pandangan lain mengenai fenomena itu dalam budaya populer dan postmodernisme. Dan Saya pun tidak menghakimi pilihan mereka, tapi Saya mengingatkan mereka agar tidak terjadi penyesalan dalam waktu jangka panjang atas pilihan mereka.

Teori kritis adalah sebuah aliran pemikiran yang menekankan penilaian reflektif dan kritik dari masyarakat dan budaya dengan menerapkan pengetahuan dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Sebagai istilah, teori kritis memiliki dua makna dengan asal-usul dan sejarah yang berbeda: pertama berasal dari sosiologi dan yang kedua berasal dari kritik sastra, di mana digunakan dan diterapkan sebagai istilah umum yang dapat menggambarkan teori yang didasarkan atas kritik. Dengan demikian, teori Max Horkheimer menggambarkan teori kritis adalah, sejauh berusaha "untuk membebaskan manusia dari keadaan yang memperbudak mereka" (Wikipedia).

Kebebasan berekspresi tetaplah sebuah kebebasan, tetapi jangan sampai kebebasan itu menutupi diri kita dari sebuah kritik yang dilayangkan oleh orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun