Hidup itu kisah. Tentang lara, kecewa. Tentang suka, bahagia. Tak ada yang mampu menyaingi kisah kita, biarpun malam-malam dipenuhi triliunan bintang, cerita tentang kau dan Aku selalu saja tak terkalahkan. Namun Aku percaya, setiap kisah yang tertulis dalam gelap, setiap kisah yang terlukis dari air mata, dan setiap kisah yang dibayar dengan kemenangan, adalah kisah-kisah yang tak akan pernah ada jawabnya.
Bila saja waktu mendengar, Aku ingin sekali kembali ke masa lalu. Masa di mana Aku dan kamu sering bertegur sapa, menjelajahi alam raya yang tiada habisnya. Masa di mana Aku dan kamu selalu tertawa bersama, berdua mendongengkan orang-orang dalam sandiwara.
Aku ingat, kau selalu menjagaku tiap kali Aku tersesat, tiap kali Aku terluka karena cinta. Kata-kata indahmu membuatku bangit lalu berdiri, tersenyum kemudian berlari mengejar cita-cita yang selalu Aku nyanyikan. Aku tak pernah lupa, pundakmu selalu ada buatku di kala air mata menghujani hati dan perasaanku, menikam setiap denyut nadiku, kau selalu membuatku merasa nyaman dengan lantunan nasehat yang kau beri.
Apa kau percaya? Terkadang wajahmu melintasi realitaku, membuatku membisu seribu bahasa, mata berkaca-kaca seolah air mata menuntut dendam atas kecewa yang Aku buat kepadamu.
Aku tau, seribu maaf tak akan membuatmu kembali merangkulku, melanjutkan kisah yang belum usai, menyelesaikan misi yang dulunya kita ukir dengan darah dan air mata. Aku bahkan tidak tau, harus sampai kapan Aku menerima hukuman ini. Sumpah, rasanya teramat menyakitkan.
Bila saja kau mengingatku, ketahuilah, ada banyak kisah yang ingin kuceritakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H