Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Psychotic Disorder

15 Maret 2021   20:54 Diperbarui: 15 Maret 2021   21:33 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam semakin larut, lampu-lampu kota semakin indah dipandang, sepi jalanan memuaskan mata yang sedang lelah. Berjalan menyusuri arahan aspal yang tak Aku kenal, kosong pikiran tak ada yang menemani.

Aku pikir sepi itu anugrah, di saat tangan ini lelah memohon, di saat mulut ini terkapar berdo'a. Tak ada yang lebih nikmat selain kesendirian, berjalan bersama waktu, menyusuri lorong-lorong kegelapan.

Terkadang memang lucu, banyak orang merasa kesepian, banyak orang merasa ditinggalkan. Padahal semua hanya spekulasi, mencari pelindung atas semua kesalahan. Bait-bait hasutan setan semakin berkuasa, tertelan kemunafikan atas sebuah tragedi.

Tak ada bintang di atas sana. Tak ada suara yang sudi menyapa. Tak ada yang berniat membuat hati yang kecewa kembali bercahaya.

Menyingkirlah, sudah saatnya kau kembali ke ruang hampa. Menjauhlah, sudah saatnya kau pergi meninggalkan tahta. Tak ada yang lebih parah selain ditikam perasaannya sendiri. Tak ada yang lebih berdarah selain ditipu pikirannya sendiri.

Biarkan yang kosong tetap kosong. Tak ada salahnya memulai lagi walau seisi asa terlucuti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun