Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Enny Arrow dan Sastra Erotis Abad ke-21

22 November 2020   17:47 Diperbarui: 22 November 2020   18:07 1505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika dibilang, untuk menjaga moral bangsa karena agama melarangnya. Eits, jangan salah, agama bukan satu-satunya sumber moral. Dan, jika sastra erotis sudah tidak lagi dilarang, apakah Indonesia akan menjadi negara liberal? Of course not.

Ah, Saya bahas soal sastra erotis saja, karena saat ini Saya sedang tidak selera untuk membahas politik dan agama.

Sastra Erotis merupakan sastra yang mengandung atau mengungkap perilaku cinta dalam berbagai ekspresinya. Erotis berasal dari bahasa Yunani Eros yang berarti dewi cinta penyambung antara dunia yang bersifat indrawi dengan dunia yang terbuka bagi rasio (ensiklopedia.kemdikbud.go.id). Yup, itulah kenapa Saya membuat artikel yang berjudul "Jalur Alternatif Menuju Seks".

Setiap orang membutuhkan seks (kecuali aseksual), dan tiap orang mempunyai orientasi seksual yang berbeda. Dengan banyaknya perbedaan itu, terdapat orang-orang yang gemar membaca sastra erotis sebagai metode pemuas orientasi seksualnya.

Membaca sastra erotis tidak akan membuat kita menjadi orang yang cabul, tidak lantas menjadikan kita sebagai pelaku asusila. Karena apa? Kita mempunyai akal untuk berpikir, maka akan sangat disayangkan jika kita tidak memakai akal kita ketika sedang membaca sastra erotis, yang akhirnya membuat kita segan untuk melakukan tindakan asusila.

Ketika kalian sudah tidak lagi bisa menahan nafsu saat membaca sastra erotis, kalain bisa melakukan handjob, memakai jasa PSK, atau memilih untuk tidur sehingga pikiran "nakal" kalian bisa diminimalisir.

Ada banyak sekali cara untuk melampiaskan nafsu akan seks, sehingga tindakan asusila atau pemerkosaan bisa dihindari. Semuanya tergantung personal masing-masing, ingin "puas" secara aman atau "puas" yang berakhir di penjara.

Menulis sastra erotis adalah hal yang menyenangkan, karena daya imajinasi kita menjadi motor utama penggerak dalam menulis. Memang, sesekali libido Saya memberontak ketika sedang menulis cerita seks, namun hal itu bisa Saya minimalisir dengan mudah, misalnya berhenti menulis sejenak, menyeduh kopi, merokok, dan mainan gadget. See? Kita memegang kendali penuh atas diri kita sendiri, sehingga akan sangat disayangkan jika masih banyak orang yang tega melakukan tindakan asusila atau pemerkosaan atas dasar nafsu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun