Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Penyakit Kesalahan Berpikir bagi Masyarakat di Indonesia

27 Oktober 2020   16:07 Diperbarui: 27 Oktober 2020   16:10 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Respon pertama yang Saya baca yaitu, "tidak usah mengada-ngada, mencari Harun Masiku yang wajahnya terlihat dan ada KTP saja tidak ketemu. Apalagi alien yang belum pernah terlihat?". 

Lihatlah, betapa cacatnya cara berpikir orang itu yang membandingkan dengan kasus Harun Masiku? Padahal kita semua tahu, bahwa LAPAN mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan antariksa, bukan mengurusi hal-hal yang berbau kriminal hingga korupsi seperti kasus Harun Masiku.

Respon kedua yaitu, "mau tanya dong, alien jenis makhluk apa yang diciptakan oleh Allah selain malaikat, iblis, jin, hewan, manusia?". Walau dalam konteks bertanya, rasanya pertanyaan itu menunjukan betapa dangkalnya ilmu beragama yang dimiliki oleh orang itu. 

Padahal dalam Qur'an sediri sudah dijelaskan, bahwa Allah menciptakan tujuh langit dengan begitu banyak jenis makhluk yang diciptakan, agar kamu (umatNya) mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu. 

Lalu, bagaimana dengan alien? Tentu saja alien merupakan salah satu jenis makhluk ciptaan Allah yang begitu ada banyak sekali di alam semesta ini. Maka dari itu, walau konteksnya bertanya, Saya pikir orang itu kurang mendalami ilmu agamanya.

Respon yang ketiga cukup membuat Saya geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak? Netizen itu berkata "bangun, jangan tidur mulu, jadi halu." Apanya yang halu? Penelitian luar angkasa menurut Saya sesuatu yang keren, yang patut untuk diapresiasi dan didukung. Bukannya malah dicerca, dihina, disepelekan. 

Saya rasa bentuk apresiasi yang paling sederhana dari kita sebagai warga negara adalah, cukup dengan berkata yang baik walau lewat media sosial. Komentar yang mengandung dukungan walau lewat media sosial, mampu membangkitkan rasa semangat ilmuwan dalam negeri untuk lebih giat lagi untuk penelitian yang sedang mereka kerjakan.

Respon keempat yang cukup menggelitik bagi Saya yaitu, "yuk, kita makmurkan dulu rakyat yang ada di bumi RI, dan masih banyak pulau kosong yang layak huni. Ngigau jangan lama-lama nanti stress." Urusan memakmurkan rakyat, itu urusan negara, bukan urusan LAPAN. 

Sedangkan tentang banyak pulau kosong yang layak huni, terdapat kesalahan berpikir yang dimiliki oleh orang itu. Seperti yang kita ketahui, populasi di Indonesia tiap hari semakin bertambah. Tentunya hal itu akan berpengaruh terhadap ketersediaan lahan yang dapat digunakan oleh manusia. 

Sedangkan kita juga tahu, bahwa penghuni bumi bukan hanya manusia, tapi masih ada beragam jenis hewan dan tumbuhan. Jika pulau kosong itu diambil alih oleh manusia, bagaimana dengan nasib makhluk hidup yang lain? 

Apakah mereka layak untuk disingkirkan, hanya karena mereka (keunggulannya) berada di bawah manusia? Saya sungguh prihatin dengan orang-orang yang memiliki kesalahan berpikir seperti itu. Karena dengan semakin terpeliharanya sifat egois, dunia ini akan semakin tidak seimbang. Dan jika hal itu terjadi, tentu artinya bukan hal yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun