Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Dimarahi oleh Diriku Sendiri

26 Oktober 2020   18:21 Diperbarui: 26 Oktober 2020   18:26 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image via psychology today

Self talk atau berbicara dengan diri sendiri merupakan sesuatu yang dianggap aneh oleh sebagian orang, bahkan banyak orang bingung ketika ingin mempelajari lebih lanjut mengenai self talk. Padahal, dalam waktu tertentu banyak dari kita yang melakukan self talk.

Self talk sendiri dapat dimanfaatkan sebagai upaya untuk menghilangkan rasa nervous, tidak percaya diri ketika sedang/akan menghadapi sesuatu. Contoh yang paling sering kita jumpai adalah, ketika ada seorang penyanyi yang akan memasuki sebuah panggung. Sebelum Ia memasuki stage dan mulai bernyanyi, kita sering melihat mereka tengah berbicara dan meyakinkan diri untuk tidak nervous. Itulah satu contoh kecil self talk yang biasa kita temui, bahkan Saya yakin kalau kalian juga pernah melakukannya.

Berkomunikasi dengan diri sendiri bisa berupa dialog yang positif dan negatif. Banyak orang yang percaya, kekuatan kata batin menentukan kesuksesan mereka. Self talk yang positif dapat membuat kita lebih percaya diri, membuat pikiran kita lebih rileks. Sedangkan self talk yang negatif, dapat membuat kita semakin stress. Bahkan, kekuatan sugesti melalui self talk yang negatif, dapat memberikan kerugian kepada diri sendiri.

Saya sendiri sering melakukan self talk ketika Saya sedang sendirian, sedang menghadapi sesuatu, sedang berada di keramaian, dan masih banyak lagi saat-saat Saya ketika sedang self talk. Dan Saya pun percaya, self talk merupakan cara paling ampuh untuk tetap bisa "berkawan" walau sedang sendirian.

Namun, hal apa sih yang paling membuat Saya kesal ketika sedang self talk? Dimarahi oleh diri sendiri. Ya, Saya sering dimarahi seperti "Dasar ceroboh. Dasar tidak sabaran. Makanya jangan gampang iba! Jangan mudah percaya! Jangan terlalu banyak berharap! Berhentilah menjadi orang polos! Stop peduli dengan orang lain! Harusnya belajar dari pengalaman! Apa yang Kamu rasakan itu tidak nyata! Berhentilah!". Kata-kata seperti itu sering Saya terima dari diri Saya sendiri, dan rasanya teramat menyebalkan ketika harus menerima kemarahan itu.

Memang benar, Saya tipe orang yang gampang iba, gampang peduli, gampang percaya dengan orang lain, rela melakukan sesuatu demi orang lain. Namun Saya harus berdamai dengan kenyataan, menerima bahwa itulah kelemahan Saya. Setelah dimarahi oleh diri sendiri, Saya berkata ke diri Saya, bahwa Saya ingin menjadi orang jahat sehingga tidak akan ada lagi orang lain yang berani untuk memanfaatkan Saya. Namun kenyataannya tidak bisa. Saya tidak bisa mengalahkan kelemahan Saya sendiri.

Tapi Saya percaya, diri Saya memarahi Saya karena ada pembelajaran yang harus Saya ambil. Setidaknya, Saya harus lebih berhati-hati dalam bertindak, dalam mengambil keputusan, dalam menaruh rasa percaya kepada orang lain yang masih asing dalam hidup Saya.

Self talk bukan suatu hal yang buruk. Bukan juga sesuatu yang menimbulkan stigma gila. Self talk adalah sebuah upaya untuk mengenali diri sendiri, untuk mencintai diri sendiri, dan berdamai dengan diri sendiri.

Penjelasan lebih mendalam mengenai self talk, akan Saya pisah pada artikel selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun