Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cacat Logika Kepala BKPM yang Menyebut Mahasiswa Lulus Kuliah Jadi Pengusaha

22 Oktober 2020   17:20 Diperbarui: 22 Oktober 2020   17:24 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Risiko kegagalan dalam berusaha masih mending, jika mereka mendapatkan modal dari orangtua tanpa utang. Namun bagaimana jika modal itu didapatkan dengan cara utang ke rentenir karena susahnya akses kredit ke bank? Mereka malah akan semakin terbebani dengan mempunyai tanggungan utang yang harus segera dilunasi. Alih-alih mendapatkan laba, yang ada mereka malah akan menjual asset demi menutup utang. Entah dengan menjual sepeda motor, atau menutup utang dengan utang yang baru.

Yang terakhir adalah minat. Lulusan baru harus dipetakan sesuai minat mereka masing-masing. Karena jika semuanya diarahkan ke bidang usaha, tanpa dibarengi dengan pendampingan, mereka akan kelimpungan. Sedangkan kita tahu sendiri, banyak lulusan baru yang lebih tertuju kepada CPNS maupun kerja di kantoran. Kenapa bisa seperti itu? Lagi-lagi kultur sosial yang berperan dalam pembentukan mindset itu.

Kepala BKPM mengeluarkan pernyataan seperti itu, mungkin memang bakat dan minat dia untuk jadi pengusaha. Namun dia lupa, bahwa persoalan untuk menjadi seorang pengusaha bukan hanya masalah regulasi, tetapi ada sekelumit permasalahan kompleks yang membuat lulusan baru 'ogah' untuk memulai usaha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun