Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Awas! Kesalahan Berpikir Bisa Berakibat Fatal

20 Oktober 2020   17:31 Diperbarui: 20 Oktober 2020   17:38 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: rosucarmen.blogspot.com

Akhirnya Saya membeli cabai, bawang merah, bawang putih, beras 2 liter, ikan asin 1 ons, yang total belanjaannya sebesar 49 ribu rupiah. Dalam lingkungan Saya tinggal, terdapat sebidang kebun yang bisa dipanen sayurannya guna keperluan dapur. Karena jika hanya dengan 1 ons ikan asin, tentu tidak akan cukup hingga 3 hari.

Uang 50 ribu rupiah untuk 3 hari, berarti dalam sebulan harus mengeluarkan uang sebesar 500 ribu rupiah. Belum lagi ditambah dengan biaya lain-lain seperti membeli air galon isi ulang, bayar listrik, air pam, beli kopi serta makanan ringan. 

Uang sebesar 1 juta tidak akan mampu mengcover kebutuhan hidup selama sebulan, dan itu fakta. Belum lagi jika penerima gaji sudah berkeluarga, bahkan menyewa sebuah kamar. Apakah gaji 1 juta dapat mengcover kebutuhan hidup mereka? Tidak, tidak akan bisa.

Seorang honorer mampu untuk bertahan hidup atau survive, tentunya tidak hanya mengandalkan gaji sebagai guru honorer. Saya bahkan sangat yakin, mereka mempunyai pekerjaan sampingan, atau usaha sampingan guna mengcover kebutuhan hidup mereka. Maka dari itu, Saya dengan tegas menolak falsafah nrima ing pandum dalam konteks gaji seorang guru honorer.

Orang-orang banyak yang mencibir aksi menolak Omnibus Law, aksi May Day. Padahal, kesepakatan di dalamnya, menyangkut gaji serta hak yang akan diterima oleh orang-orang itu di masa yang akan datang. 

Karena pada fakta yang lain, bahwa setiap tahun, harga kebutuhan pasti akan naik. Jika harga kebutuhan naik tapi gaji tidak naik, bagaimana kita bisa memenuhi kebutuhan hidup selama satu bulan?

Orang-orang (buruh) banyak yang tidak sadar, bahwa sampai saat ini, kita masih dijajah oleh pemodal karena buruh di Indonesia merupakan buruh dengan upah yang murah. 

Namun anehnya, banyak orang (buruh) tidak sadar, jika tenaga mereka sedang dieksploitasi habis-habisan oleh pemodal. Mulai dari jam kerja, jobdesk, dispensasi, hingga gaji yang tidak dapat mengcover hidup selama satu bulan. Persoalan ini bukan hanya terjadi kepada mereka yang berUMK 2 juta rupiah, tetapi juga terjadi kepada mereka yang berUMK 4 juta rupiah.

Saya mempunyai mantan teman kerja, dia bercerita bahwa gajinya yang di atas 4 juta rupiah masih belum bisa mengcover kebutuhan hidup dia selama satu bulan. Kiranya, apa yang membuat ia mengeluh? Selain harus memenuhi kebutuhan pribadinya, ia masih mempunyai tanggung jawab moral, yaitu dengan memberi sebagian kecil gajinya kepada orangtuanya.

Lihatlah, cernalah. Permasalahan gaji dalam sosio culture negara kita, bahkan di negara lain teramat kompleks. Maka dari itu Saya ingin menegaskan, bahwa sejatinya perkara gaji ini merupakan perkara yang tidak bisa disepelekan. 

Namun sayangnya Pemerintah melalui UU Omnibus Law, lebih membela kepentingan investor atau pemodal dengan dalih "menambah pemasukan negara" dan "menciptakan lebih banyak lapangan kerja". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun