Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membedah Seorang Lutfi Agizal

26 September 2020   09:41 Diperbarui: 26 September 2020   09:46 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang terakhir adalah, seseorang yang mengambil ilmu psikologi tapi merasa tahu dengan ilmu sastra/bahasa. Seriously? Psikologi dan Bahasa, jelas dua bidang ilmu yang tidak sama. 

Bahkan, menurut Saya, tidak ada hubungannya sama sekali. Oleh sebab itu, Saya sangat menyayangkan sikap "sok tahu" seorang sarjana psikologi terhadap ilmu bahasa/sastra. Malah Saya berpikir, Lutfi Agizal mengalami permasalahan mental, terutama yang berkaitan dengan kata Anjay dan Anjayani. Kenapa Saya bisa berpersepsi demikian? Karena Saya dapat melihat respon Lutfi terhadap sesuatu, terutama dari gaya berbicara dan raut wajahnya. Dan memang pada faktanya, banyak lulusan psikologi yang mengalami masalah mental. Bahkan, Saya sendiri memiliki beberapa kenalan penyitas gangguan mental yang mengambil study ilmu psikologi.

Sebenarnya, ada banyak hal menarik yang bisa dibedah dari seorang Lutfi Agizal, terutama dalam kacamata psikologi dan sosial. Memang, Saya sendiri seorang lulusan ilmu ekonomi. Namun, walaupun Saya seorang ekonom (katakanlah), Saya juga memiliki komunitas yang bernama Rumah Depresi, penulis buku, penulis artikel tentang filsafat, sosial, politik, dan juga ekonomi. Kenapa Saya baru bereaksi sekarang? Karena Saya masih ingin mengamati tingkah laku Lutfi Agizal, membaca seorang Lutfi Agizal melalui pisau psikoanalisis.

Dan yang perlu menjadi catatan, tulisan Saya ini mungkin masih bersifat subjektif. Tetapi, Saya berani menjamin bahwa banyak orang di luar sana yang sepemikiran dengan Saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun