Sedari kecil, aku sudah suka menulis. Kalau tidak salah ingat, mulai kelas 5 SD aku berhasil menciptakan puisi pertamaku. Kalau dilihat dari silsilah, keluargaku tidak ada yang hobi menulis. Dari buyut hingga orang tuaku, mereka lebih suka berdagang. Kecintaanku akan menulis mulai berkembang ketika aku memasuki tahap SMP, pertama kali aku mengenal mading, dan aku baca beberapa tulisan menarik di sana.Â
Awalnya aku tidak tahu kepada siapa aku meminta agar puisiku dimasukkan ke dalam mading. Tapi ternyata teman satu kelasku ada yang ikut ekstrakul seni. Setelah spik-spik sedikit dengan dia, akhirnya dia bersedia untuk memasukkan puisiku ke dalam mading.Â
Dan, betapa bangganya diriku yang melihat puisiku tertempel di dalam mading. Teman-temanku bahkan pada kaget, aku yang hanya anak ingusan, pemalu, dan cengeng, ternyata bisa membuat sebuah puisi. Karya di dalam mading itu adalah batu loncatan pertamaku.
Memasuki SMK, aku tidak ikut berkontrubusi dalam urusan ke-mading-an. Entah karena sekolah teknik atau memang aku yang mulai gengsi. Untuk menghibur kekecewaan karena tidak bida memasang tulisan ke mading, akhirnya aku berfokus ke mata pelajaran PKN.Â
Ternyata PKN itu sangat menyenangkan. Iya, menyenangkan. Coba fikir, aku bisa dengan leluasa berdebat dengan teman sekelas, bahkan dengan guru, hehe. Lagian, selain berdebat, PKN juga mengasah otakku untuk berfikir kritis. Dan salah satu hal lain yang aku sukai tentang PKN adalah, aku bisa menuliskan apa yang aku pikirkan, panjang lebar.
Lepas SMK dan mulau sibuk bekerja di Jakarta, aku rehat dari dunia tulis menulis. Namun sesekali aku sempatkan untuk menulis sebuah puisi.
Lepas kontrak selama 22 bulan, aku kembali memutuskan untuk kuliah. Dan sejak saat itu aku kembali menulis. Puisi, esai, karya ilmiah, sudah puluhan tulisan yang aku hasilkan. Bahkan aku membuat akun media sosial di instagram yang saat itu followersnya tembus 16,5 ribu. Iya, saat itu, karena setelahnya akun yang aku rawat tumbang karena direport sobat gurun.
Aku membuat banyak tulisan, dan banyak yang pro, dan juga kontra. Aku menyebut diriku sebagai Radical Writer karena aku suka sekali menggunakan kosa kata yang dianggap terlarang. Akhirnya aku membuat akun ig yang kedua @haranirankara dan saat ini sudah diikuti 1,8 ribu akun. Aku masih suka melanjutkan tulisanku. Segala hal aku bahas, karena bagiku, akan teramat membosankan jika aku hanya berkutat pada satu fokus pembahasan.
Aku sudah menerbitkan buku pertamaku yang berjudul Melankofisa. Dan buku kedua saat ini sedang proses antre n9mor ISBN. Buku yang kedua berjudul Hanno Nakshatra. Di dalam buku itu aku lebih banyak bercerita tentang kehidupan, fan sedikit menyinggung agama.
Bagiku menulis adalah sesuatu yang menyenangkan. Dengan menulis, aku merasa bebas, merasa merdeka. Ketika aku sedih, senang, atau jenuh, aku selalu menulis.
Ada banyak orang yang menghabiskan waktunya dengan hal-hal yang berbeda. Tapi aku lebih suka menulis. Aku bisa mencurahkan apa yang aku rasakan tanpa perlu berkata jujur kepada orang yang aku tuju.Â