Banyak harapan terbang ke angkasa, menyelimuti ruang dan waktu, membias menjadi uapan awan.
Aku pernah berharap, yang mana ada di kumpulan uapan itu. Aku berharap tentang kamu, dan selalu tentang kamu.
Aku sadar, harapanku akan berdesakan, terhimpit, atau mungkin juga kalah hingga ke dasar. Mungkin juga karna itu kamu tidak datang, tidak singgah di sampingku.
Aku fikir rasa yang menjadi harap itu kuat. Tapi ternyata lemah, mungkin juga hanya sesaat. Sebab apakah yang tega menghancurkan harapanku itu? Oleh sebab takdir.
Aku tahu. Kau dan aku tidak mungkin bersama. Aku hanya sibuk menciptakan kebahagiaanku sendiri, bersama kamu. Tetapi kamu lebih memilih dirimu sendiri, dan mengacuhkan segala yang aku minta.
Dengarlah, pujaanku. Aku ingin memelukmu walau sekali. Aku ingin menciummu walau sekali. Aku tidak akan lama di sini. Aku akan pergi bersama harapan yang aku ciptakan sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H