Sebuah wadah aspirasi milenial di Youtube bernama Froyonion, mencoba menjawabnya dengan metode Blind Date. "Dari Musik Turun ke Hati" begitu judul yang mereka pasang. Mereka mempertemukan stranger, mendudukkan mereka bersama dalam satu meja, dan memulai obrolan. Para partisipan pun terlihat nyaman dengan acara tersebut. Bahkan ada yang berencana menjadikan pertemuan yang ditakdirkan tersebut tidak hanya soal kebetulan menjadi partisipan, melainkan sebagai awal untuk menjalin hubungan yang berkelanjutan.
Sebagai cabang dari ilmu Bahasa dan karya sastra, lagu/musik, memiliki nilai esensial yang sifatnya universal. Dalam sepak terjangnya, musik awal nya merupakan serangkaian ritus dalam beribadah pada masa revolusi gereja. Namun, orientasi musik hari ini telah berkembang dan menjadi salah satu hal yang di konsumsi secara berkelanjutan dalam kehidupan manusia.
Mendengarkan musik memang menyenangkan. Apalagi jika musik tersebut mewakilkan perasaan. Sebagai penutup, saya teringat kata almarhum Pakde Didi yang berkata "patah hati, yo dijogeti". Mengutip lagi dari jargon komika dan penulis Wira Nagara, kita harus bisa "berbahagia" dengan cara "berbiasalah".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI