Mohon tunggu...
Hnaa W
Hnaa W Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Ngabuburit ala Masyarakat Pecinta Alam

1 Juni 2018   17:29 Diperbarui: 1 Juni 2018   17:46 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa sudah sampai dipertengahan bulan puasa. Tidak ketinggalan sahur dan buka bersama bareng keluarga atau orang-orang yang dicintai kan? Nah... salah satu hal yang gak bisa dilewatkan terlebih buat kaum muda itu 'ngabuburit'. Biasanya sambil menunggu berbuka puasa kaum muda melakukan hal tertentu supaya waktu berbuka terasa lebih cepat. Ngabuburit biasanya sering di isi dengan berburu takjil, keliling kota maupun ke masjid untuk berbuka bersama.

Ada yang berbeda nih dengan ngabuburit hari Selasa tanggal 29 Mei 2017. Ngabuburitnya dilakuan di bawah Jembatan Prapanca (belakang SMSR) pukul 15.00-17.30 WIB. Sekelompok pemuda yang tergabung dalam komunitas Masyarakat Pecinta Alam (Mataa Rimba) mempunyai kebiasaan ngabuburit yang khas yaitu latihan SRT (single rope technique).  

Latihan ini merupakan giat rutin dari komunitas tersebut. Ardi (24) mengatakan bahwa "ngabuburit ini digunakan sebagai sarana latihan bagi anggota agar lebih bermanfaat dan sehat di bulan puasa".

dokpri
dokpri
Giat diawali dengan membuat anchor system pada besi pinggir jembatan. Masing-masing aggota pun bergiliran mempraktikkan teknik prusiking, ascending dan descending berbekal pengarahan dari pelatih. Teknik-teknik tersebut berguna untuk menaiki dan menuruni tali yang telah dipasang vertikal. Persiapan mental juga perlu dilakukan sebab bermain di ketinggian membutuhkan ketenangan dan keberanian.

Bulan puasa pun tak menjadi halangan untuk beraktivitas seperti biasanya. Tak bisa dipungkiri jika rasa lelah dirasakan oleh anggota yang berlatih. Seharian berpuasa lalu sore hari bermain tali yang menguras tenaga dan adrenalin justru membuat anggota semakin bersemangat. Jaka (17)   mengatakan "kegiatan ini membuat semakin semangat belajar sama tidak terasa nanti waktu buka sudah tiba".

Bermain tali diketinggian nampaknya membuat waktu terasa berlalu begitu cepat hingga waktu berbuka puasa tiba. Buka puasa pun dilakukan dengan membawa bekal sendiri-sendiri ataupun membeli makanan ke angkringan terdekat. Wiedyanto A.P (26) mengatakan bahwa "ngabuburit ini digunakan sebagai sarana menjalin rasa kekeluargaan dan kebersamaan sekaligus mengasah keterampilan berkativitas di ketinggian".

Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
Kegiatan ngabuburit yang dikemas dengan sederhana namun mengasikan ini berhasil menarik perhatian warga sekitar. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa yang melewati jembatan kala itu beberapa menyempatkan menengok kegiatan ini. Hal ini disebabkan belum populernya kegiatan SRT dikalangan masyarakat sekitar. Dengan demikian, giat tersebut dapat mengenalkan kepada masyarakat mengenai permainan tali di ketinggian.

Penulis : Hana W

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun