Pembangunan 40 Kota Setara Kota Jakarta Menjadi Dream Cities

PEMBANGUNAN 40 KOTA SETARA KOTA JAKARTA MENJADI DREAM CITIES

Oleh : M. Harry Mulya Zein

 

Perdebatan sengit tentang pembangunan IKN (Ibukota Nusantara) antara ketiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden terus berlangsung. 

Dua pasangan calon akan melanjutkan mega proyek yang menelan biaya cukup sebesar dan proyek tersebut merupakan proyek yang monumental serta  legacy dari peresiden yang saat ini sedang manggung. 

Namun satu paslon berbeda pandangan dan visi/misinya. Jika rakyat memberikan mandat untuk menjadi presiden dan wakil presiden, berencana akan membangun 40 Kota setara kota Jakarta.

Bagaimana jika program pembangunan 40 Kota itu kelak  terwujud  sebagai kota impian dimana terdapat taman kota yang sangat luas dan indah di pusat kota. Di sini sering diadakan beragam acara pertunjukan musik. Penampilan para pemusik jalanan yang sama bagusnya dengan musikus club atau hotel mewah berbintang lima, sampai pagelaran orchestra music klasik yang megah.

 Tak kalah menariknya, disini terdapat perpustakaan digital dengan koleksi buku sbagai sarana literasi yang sangat lengkap. Masyarakat kota bisa memanfaatkannya.

Di kota ini juga sering diadakan berbagai pertunjukan yang menyenangkan semua warga kota, seperti festival kuliner, festival film, festival dan fashion. Di kota ini juga sering diadakan pertunjukan teater dengan cerita-cerita yang seru dan menarik menyenangkan dan menginspirasi sperti pagelaran "Shakerspare" atau lainnya.

Di Kota ini juga dipenuhi taman-taman yang penuh pepohonan rindang. Fasilitas taman itu dapat dimanfaatkan warga kota untuk beragam aktivitas. Olah raga, joggi atau rekreasi bersama keluarga. Udara kota pun semakin sangat segar. Pepohonan rimbun membuat panas matahari berkurang dan kelembaban udara lebih terlindungi. Polusi minimal dan sangat menyenangkan berjalan-jalan seantero kota.

Kemacetan yang melanda kota-kota semeraut di Indonesia, tidak pernah terjadi di kota ini. Seluruh warga kota tertib. Penggunaan kendaraan bermotor sangat jarang. Warga lebih nyaman menggunakan sepeda atau mass rapid transportation (MRT) dari pada kendaraan pribadi. Tingkat stress warga kota dan masyarakatnya lebih kreatif. Perekonomian kota maju, karena masyarakat lebih kreatif dalam berpikir dan menjalankan tata kehidupan yang lebih nyaman. Itulah sedikit gambaran kota impian (dream city) sebagaimana yang akan diwujudkan oleh salah satu paslon capres dan cawapres dan bahkan menjadi visi dan misi mereka.      

Kearah sana, langkah awal yang dilakukan adalah pemetaan permasalahan yang kerap dihadapi pemerintah kota. Dari beberapa analisa, terdapat empat permasalahan kota yang sering dihadapi; 

Pertama, menemukan cara terbaik untuk mengatasi permasalahan urbanisasi memang dilematis terutama karena pembangunan wilayah perkotaan yang terpusat. Kebijakan menahan warga desa tidak menetap di kota bukanlah solusi yang layak, mengingat setiap warga negara berhak menetap dan bekerja dimana saja. Oleh karena itu diperlukan subuah strategi pembangunan perkotaan yang efektif untuk mengatasi persoalan ini, tidak hanya solusi jangka pendek akan tetapi rumusan perencanaan jangka Panjang.

Kedua, persoalan urbanisasi ini berlangsung dibawah tekanan struktur kekuasaan ekonomi dan politik global. 

Ketiga, masalah perubahan sosial masyarakat kota, dari masyarakat berperadaman rural menjadi urban. 

Dan keempat, ancaman yang datang dari perubahan system ekologis global warming seperti perubahan iklim, kenaikan permukaan air laut, kekeringan, dan banjir. 

Pada saat pemetaan ini tentunya para pengambil keputusan harus lebih konferhensif dalam mengatasi problema pembangunan kota. 

Adapun ciri-ciri kota yang ideal itu adalah; 

(a) kota yang mampu mengatasi arus urbanisasi, dalam arti mampu menyediakan ruang hidup yang berkualitas bagi semua penghuninya. Penyediaan sarana utilitas dan fasilitas perkotaan untuk warga kota yang berkeadilan. Begitu pula penggunaan lahan dan sumber daya urban harus dilakukan secara adil dengan pertimbangan dapat menampung tingkat kegiatan ekonomi masyarakat urban secara proporsional. 

(b) Kota yang berfungsi sebagai agent of change dalam pengartian mampu memacu perkembangan ekonomi nasional dalam rangka proses transformasi masyarakat kota secara keseluruhan. 

(c) Kota secara sosial kultural harus menjadi bagian terintegrasi local-regional.

Terakhir jika kelak program pembangunan 40 Kota setara Jakarta di masing-masing provinsi dibangun seyogyanya memiliki ketahanan yang kuat atau kemampuan yang tinggi untuk menetralisasi proses perubahan iklim dengan segala dampak dan akibatnya. Dengan demikian pembangunan kota yang berbasis green technology.   

Penulis adalah Dosen IPDN Kampus Jakarta