Mohon tunggu...
HMPS HUKUM TATA NEGARA
HMPS HUKUM TATA NEGARA Mohon Tunggu... Lainnya - Himpunan Mahasiswa Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syari'ah Universitas Islam Negeri Salatiga

Selamat datang di Website Kompasiana Karya Mahasiswa HTN, sebuah portal luar biasa di mana kreativitas dan intelektualitas mahasiswa Hukum Tata Negara (HTN) berkilauan dalam bentuk tulisan-tulisan inspiratif dan penuh makna. Di sini, Anda akan menemukan artikel, puisi, cerpen, esai, dan berita yang memancarkan dedikasi dan semangat tak tertandingi dalam mengeksplorasi setiap sudut hukum tata negara. Biarkan diri Anda terhanyut dalam setiap karya yang memikat dan mencerahkan, dan bergabunglah dalam perjalanan intelektual yang menakjubkan ini. Kunjungi kami sering-sering, karena selalu ada mahakarya baru yang siap untuk Anda nikmati dan kagumi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sukma dalam Aksara

5 Juni 2024   09:45 Diperbarui: 5 Juni 2024   09:55 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Anggun Pradewi

SUKMA DALAM AKSARA

karya  : Anggun Pradewi (HTN 23) 

Perkenalkan ini Asa bukan aku

Asa yang mencinta mu sedalam samudra

Dan memaksaku ikhlas seluas langit semesta

Peran figuran yang menatapmu

Sehangat dan se sendu itu

Kau pikir tanpa alasan Tuan?

Wahai pemilik sukma

Atas nama cinta, Raga ini mengagumi mu

Atas nama cinta, Rasa ini terbangun megah

Menjadikanmu Raja tanpa mahkota

Sial, sabit bulan mata itu

Sungguh membangunkan lelapku

Hamparan sajadah menjadi saksi

Malam sunyi pun aku memintamu

Kurayu Tuhan dalam sujud

Kulangitkan namamu di setiap panggilanNya

Tuan...

Nama mu terlalu indah

Tuk tertulis dalam kata sastra di setiap baitnya

Tentang rasa yang harus abadi dalam bait aksara

Tentang asmaraloka yang menjadi melankolia

Tentang daksa dan atma

Yang semesta pun tak mengizinkan bersama

Harusnya Tuan cukup jadi bagian cerita

Bukan malah hidup dan melegenda

Karna mengenalmu saja

Asa jauh lebih singkat

Tuan...

Pengemban rasa yang amerta namun fana

Bisakah kita duduk sejajar

Pena ini lelah

Jika terus mencari kertas selembar

Karena sungguh

Rindu itu bukanlah seni yang mudah digambar

Dengan ikhlas dan sabar

Harapku masih tetap sebuah Kabar

Selamat melegenda Tuan

Mantra yang tersujud lima waktu itu

Kan selalu berlantun merdu

Barlari menuju harap sang kalbu

Terimakasih Tuan...

Atas nama cinta, puisi ini ku akhiri

Dengan indah terukir namamu

 Abadi dalam sukmanya

Walau Asa tau

Lembaran itu tak seindah akhir harapku

Selamat berkelana Tuan

Sampai jumpa di halaman berikutnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun