Mohon tunggu...
HMPSEP UNPAR
HMPSEP UNPAR Mohon Tunggu... Ilmuwan - Himpunan Mahasiswa Program Sarjana Ekonomi Pembangunan

HMPSEP

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Memperkuat Ketahanan Pangan dan Farmasi di Tengah Fenomena Stockpiling Akibat Pandemi

30 November 2021   18:16 Diperbarui: 30 November 2021   18:22 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini dunia sedang mengalami Pandemi Covid-19, pada tanggal 31 Desember 2019 Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperoleh informasi soal kemunculan kasus penyakit Pneumonia yang menyebar luas di Kota Wuhan, China yang dimana penyebab dari penyakit pneumonia ini belum diketahui secara jelas. Hingga akhirnya, penyebab dari pneumonia berhasil diidentifikasi oleh otoritas Tiongkok pada 7 Januari 2020 dan sementara diberi nama “2019-nCoV”. Dalam perjalannya, Covid-19 memiliki timeline yang sajikan pada gambar 1 mengenai awal mula ditemukannya virus corona.

                                                    COVID-19 Timeline

Sumber: World Health Organization               
            googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
Sumber: World Health Organization googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
Dari timeline di atas, melalui laporan yang dikeluarkan oleh WHO (2020), pada 11 Maret 2020 terjadi peningkatan yang cukup pesat mengenai jumlah kasus di luar China, sehingga Direktur Jenderal WHO mengumumkan bahwa wabah tersebut dapat dikategorikan sebagai pandemi. Hal ini berdampak pada kecenderungan masyarakat dalam melakukan panic buying yang menimbulkan perilaku stockpiling atau penimbunan. 

Kepanikan yang terjadi akibat covid dan kebijakan lockdown menjadi salah satu penyebab dari perilaku panic buying dan stockpiling, yang mengakibatkan krisis pangan dan farmasi (alat medis, kesehatan, dsb). Kepanikan semakin terjadi karena trend angka kasus dan kematian akibat pandemi di Indonesia mengalami kenaikan pada jumlah kasus penderita dan kematian setiap harinya. Grafik di bawah menunjukkan kasus COVID-19 di Negara Indonesia.

                                                               

Sumber: Our World in Data (2021)
Sumber: Our World in Data (2021)

Berdasarkan spesifikasi data grafik diatas yang bersumber dari Our World in Data (2021), pada tanggal 19 November 2020 Indonesia mengalami pertambahan kasus sebanyak 6.616 dan pada 16 maret terdapat 5.359 kasus. Tetapi pada 27 Juni 2021, justru jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia terkonfirmasi sebanyak 15.657. 

Jumlah kasus dan kematian terus meningkat karena tingginya angka penyebaran, hal ini dirasakan tidak hanya oleh satu negara, tetapi dirasakan secara global dan menjadi tantangan bersama. Grafik dibawah menunjukkan begitu banyaknya kasus COVID-19 yang terkonfirmasi World Health Organization (WHO) baik dari global.

                                         Confirmed Cases-Global

Sumber: World Health Organization
Sumber: World Health Organization

Karena jumlah kasus Covid-19 terus meningkat, setiap negara harus menetapkan kebijakan yang tepat sasaran. Karena Covid-19 ini mengganggu distribusi pangan dan medis yang memiliki urgensi paling tinggi dalam kasus ini. Menurut Kementerian Perindustrian (2020), pangan dan medis memiliki permintaan domestik tertinggi dan merupakan sektor paling strategis, sehingga angka pertumbuhannya merupakan sektor penting dalam menopang pembangunan kesehatan nasional industri farmasi dan alat kesehatan di tengah goncangan dampak pandemi COVID-19. Adapun ruang lingkup kebijakan PSBB yaitu pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas publik dan pembelajaran jarak jauh bagi satuan pendidikan dan bagi kantor atau perusahaan.

Dalam penanganan kasus covid-19 terdapat peran penting organisasi-organisasi dunia dan pemerintah. Sebagai organisasi kesehatan dunia WHO memiliki peran penting dalam memberikan arahan melalui data dan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli untuk setiap negara yang terdampak covid-19, seperti yang kita tahu bahwa pandemi COVID-19 ini menjadi tanggung jawab bersama karena sudah melebihi kapasitas nasional. 

Semejak Januari 2020, WHO telah mengeluarkan dokumen-dokumen yang berisikan arahan secara teknis dalam menentukan dan menguji kasus covid-19, cara untuk memberikan penanganan yang baik, cara memutus rantai penyebaran virus, cara menjaga kesehatan para pekerja kesehatan yang ada, dan cara membantu komunitas dalam menghadapi risiko covid-19 ini dengan baik. UNDP bersama PBB memberikan respon pada guncangan COVID-19 dengan memberikan pengetahuan dini kepada pemerintah pada setiap negara agar bersiap dengan krisis sosial ekonomi yang mungkin terjadi serta konsekuensinya.

Terdapat beberapa kebijakan yang diambi oleh pemerintah Indonesia seperti Lockdown pada awal pandemi dan PBB sebagai kebijakan lanjutan. Adapun ruang lingkup kebijakan PSBB yaitu pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas publik dan pembelajaran jarak jauh bagi satuan pendidikan dan bagi kantor atau perusahaan agar dapat mengurangi aktivitas dengan melibatkan karyawan yang banyak atau dengan kata lain work from home menjadi salah satu solusinya. Namun, kebijakan yang ada menimbulkan masalah baru yaitu cadangan ketahanan pangan dan industri farmasi mengalami guncangan, yang sebenarnya diakibatkan oleh oknum-oknum tertentu yang melakukan penimbunan sehingga terjadi kelangkaan baik di bidang pangan maupun farmasi.

                                                         

Sumber: Katadata, diolah
Sumber: Katadata, diolah
Diagram diatas menunjukkan angka prevalensi ketidakcukupan pangan nasional (Prevalence of Undernourishment/PoU) yang dilaporkan oleh Badan Pusat statistik (BPS).  Dapat dilihat bahwa pada tahun 2020 persentase kekurangan pangan di Indonesia mencapai angka 8,34%, terlihat bahwa ada kenaikan sebesar 0,71% jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya sebesar 7,63%. 

Menurut Badan Pusat Statistik (2020), semakin tinggi angka prevalensi ketidakcukupan pangan maka semakin tinggi pula persentase penduduk yang tidak bisa memenuhi kebutuhan energinya. Pada Global Food Security Index (GFSI), ranking ketahanan pangan Indonesia tahun 2020 menempati posisi 65 dari 113 negara dengan skor 59.5. Berdasarkan The Economist Intelligence Unit, ada 4 nilai penilaian untuk ketahanan pangan yaitu k kualitas dan keamanan, keterjangkauan, sumber daya alam (SDA) dan ketahanan.

                                                                                 

Sumber: Katadata, diolah
Sumber: Katadata, diolah

Data yang diperoleh dari indeks ketahanan pangan Indonesia (Global Food Security Index/GFSI) skor yang dimiliki yaitu sebesar 59,5% pada tahun 2020. Dari skor ini dapat dilihat terjadi penurunan sebesar 3,1% dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu sebesar 62,6%. Dari The Economist Intelligence Unit mempunyai empat aspek untuk menilai ketahanan pangan yaitu kualitas dan keamanan, ketersediaan, keterjangkauan, sumber daya alam (SDA) dan ketahanan. 

Dari empat aspek inilah dapat diketahui persentase ketersediaan dari 64,1% naik menjadi 64,7% pada tahun 2020. Untuk aspek keterjangkauan memiliki skor sebesar 77,3% turun menjadi 73,5%. Sedangkan untuk aspek kualitas dan keamanan terjadi penurunan yang awalnya sebesar 51,7% menjadi 49,6%. Lalu untuk aspek sumber daya alam (SDA) dan ketahanan memiliki skor 34,1% dimana skor ini sama dengan tahun sebelumnya yang dinyatakan tidak terjadi perubahan skor atau tetap.

Dalam menanggulangi kekurangan ketahanan pangan di Indonesia yang dijelaskan sebelumnya maka  strategi yang diambil oleh kementerian pertanian dalam menghadapi COVID-19 yang dibagi menjadi tiga yaitu, agenda, agenda sementara, dan agenda permanen. Kementerian pertanian berusaha untuk mencapai tujuan ketahanan pangan dengan 4 metode yaitu. 

Pertama, melakukan peningkatan kuantitas produksi dengan mengajak pengusaha atau pelaku dalam bidang pertanian. Kedua, variansi pangan lokal dengan melakukan pengembangan variansi pangan lokal atau daerah. Ketiga, melakukan penguatan cadangan dalam distribusi pangan. Keempat, melakukan pengembangan pertanian yang lebih modern menggunakan smart farming.

                Tindakan Strategis Kementerian Pertanian

Sumber: Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Sumber: Kementerian Pertanian Republik Indonesia

                                                                            

Sumber: Kementerian Perindustrian (diolah)
Sumber: Kementerian Perindustrian (diolah)

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perkembangan distribusi Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional yang melonjak tinggi pada tahun 2020. Dapat dilihat bahwa pada produksi Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional (IKFOT) memiliki kontribusi sekitar 10,7%.

Dari sisi industri farmasi dan alat kesehatan di saat pandemi  terjadinya panic buying pada kalangan masyarakat serta adanya oknum yang memanfaatkan dengan melakukan penimbunan mengakibatkan ketahanan industri farmasi dan alat kesehatan  di Indonesia sempat goyah. Terjadinya panic buying pada kalangan masyarakat serta adanya oknum yang memanfaatkan dengan melakukan penimbunan. 

Presiden mengeluarkan Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 6 Tahun 2016 mengenai percepatan pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Terdapat kebijakan lainnya juga dalam peraturan menteri perindustrian Nomor 16 Tahun 2020 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Perhitungan Nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produk farmasi, sehingga kebijakan ini menjadi bentuk dukungan lainnya yang diberikan oleh pemerintah untuk mendukung Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

                                                            

Sumber: Kementrian Perindustrian (2021)
Sumber: Kementrian Perindustrian (2021)
Dilihat pada tabel histogram di atas, bahwa kinerja pertumbuhan Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional mengalami peningkatan akibat dari melonjaknya permintaan dalam negeri, khususnya terkait permintaan obat-obatan dan alat kesehatan akibat dari adanya pandemi COVID-19. Seperti dapat dilihat pada triwulan III tahun 2020, kinerja Industri Kimia, Farmasi, dan Obat tradisional mencapai 14,96%.

                                                                           

Sumber: Kementerian Perindustrian
Sumber: Kementerian Perindustrian

Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman pada triwulan III tercatat sebesar 0,66% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhannya yang sebesar 0,22% (yoy) pada triwulan II 2020. Lalu, pada Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional terdapat peningkatan pada triwulan III 2020 sebesar 34,96%, persentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan data triwulan sebelumnya.

Kesimpulan

Komunitas internasional merupakan suatu wadah yang dapat menampung berbagai permasalahan dan memberikan solusi terbaiknya untuk negara, komunitas mikro, keluarga, individu dan sebagainya di mana memiliki keterkaitan tujuan, hubungan darah, kesukaan, kepentingan dan sebagainya. 

Pemerintah akan merealisasikannya sesuai dengan keadaan di negaranya, kebijakan dari pemerintah ini berlaku bagi semua sektor termasuk industri dan masyarakat sebagai sasaran utama dan orang yang menjalankan kebijakan yang ada. Adapun salah satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah terkhusus di Indonesia yaitu PSBB.  Diharapkan, dengan strategi pemerintah dalam meningkatkan ketahanan masyarakat maupun Industri pangan dan farmasi dapat berkelanjutan di tengah ketidakpastian pandemi COVID-19 ini.

Ucapan Terima Kasih

Dalam penulisan esai singkat KaSEP ini tidak terlepas dukungan dari beberapa pihak. Penulis secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa Ekonomi Pembangunan UNPAR yaitu Hasna Salma Indallah, Dyah Ayu Ariska Putri, dan Rikardiani yang sudah memberi izin paper penelitiannya yang berjudul “MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN DAN FARMASI DI TENGAH FENOMENA STOCKPILING AKIBAT PANDEMI” menjadi Kajian Studi Ekonomi Pembangunan (KaSEP).

Daftar Pustaka

Batubara, P. (2020, April 6). Polri Sidik 18 Kasus Penimbunan Bahan Pokok di Tengah Pandemi Corona. Retrieved June 25, 2021, from Okezone: https://nasional.okezone.com/read/2020/04/06/337/2194906/polri-sidik-18-kasus-penimbunan-bahan-pokok-di-tengah-pandemi-corona

Belligoni, S. (2020, March 26). 5 reasons the coronavirus hit Italy so hard. Retrieved June 27, 2021, from The Conversation: https://theconversation.com/5-reasons-the-coronavirus-hit-italy-so-hard-134636

Cindy. (2020, 31 March). Polri Kawal Ketersediaan Pangan di Tengah Pandemi Korona. Retrieved June 25, 2021, from medcom.id: https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/aNraDz1K-polri-kawal-ketersediaan-pangan-di-tengah-pandemi-korona

Duddu, P. (2020). Coronavirus in Italy: Outbreak, measures and impact. Retrieved June 27, 2021, from Pharmaceutical Technology: https://www.pharmaceuticaltechnology.com/features/covid-19-italy-coronavirusdeaths-measures-airports-tourism/

Godin, M. (2020, March 10). Why Is Italy's Coronavirus Outbreak So Bad? Retrieved June 27, 2021, from TIME: https://time.com/5799586/italy-coronavirus-outbreak/

Kemenperin. (2021). Membangun Kemandirian Industri Farmasi Nasional (Vol. II). Jakarta: Pusdatin Kemenperin.

Nations, F. a. (n.d.). Novel Coronavirus (COVID-19). Retrieved June 27, 2021, from Food and Agriculture Organization of the United Nations: http://www.fao.org/2019-ncov/q-and-a/impact-on-food-and-agriculture/en/

Negeri, T. K. (2020). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen. Jakarta: Kementerian Kesehatan.

Organization, W. H. (2020, July 17). A guide to WHO's guidance on COVID-19. Retrieved June 23, 2021, from World Health Organization: https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/a-guide-to-who-s-guidance

Organization, W. H. (2020, December 31). Coronavirus disease (COVID-19): Herd immunity, lockdowns and COVID-19. Retrieved June 27, 2021, from World Health Organization: https://www.who.int/news-room/q-a-detail/herd-immunity-lockdowns-and-covid-19

Organization, W. H. (2021, June 25). WHO Coronavirus (COVID-19) Dashboard. Retrieved June 25, 2021, from World Health Organization: https://covid19.who.int/

Organization, W. H. (n.d.). Coronavirus disease (COVID-19) pandemic. Retrieved June 27, 2021, from World Health Organization Regional Office For Europe: https://www.euro.who.int/en/health-topics/health-emergencies/coronavirus-covid-19/novel-coronavirus-2019-ncov

Pertanian, K. (2020). Kebijakan dan Program Kementerian Pertanian Dalam Menjamin Ketahanan Pangan Di Era New Normal Pandemi Covid-19. Strategi Ketahanan Pangan di Era New Normal Pandemi Covid 19 (pp. 4-5). Kementerian Pertanian. Retrieved from https://www.google.com/url?q=http://akd.sb.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/Topik-5-1-1.pdf&sa=D&source=editors&ust=1624800061931000&usg=AOvVaw25rTjYqji39M7fmIPOQc_I

Pertanian, K. (n.d.). Kementan Tanggap Covid-19: Informasi terkini mengenai kebijakan Kementerian Pertanian dalam merespon Covid-19 serta tetap menjaga ketersediaan Pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Retrieved June 27, 2021, from Kementerian Pertanian Republik Indonesia: https://www.pertanian.go.id/home/?show=page&act=view&id=99

Prastiwi, D. (2020, March 4). Harga Masker Melonjak Naik, Ini 6 Langkah Pemerintah. Retrieved June 25, 2021, from Liputan6: https://www.liputan6.com/news/read/4193973/harga-masker-melonjak-naik-ini-6-langkah-pemerintah

Pratiwi, F. I., & Salamah, L. (2020). Italy on Covid-19: Response and Strategy. Global & Strategis, 14(2), 389-402.

Programme, U. N. (2020). Beyond Recovery: Towards 2030. United Nations Development Programme.

Reza. (2020, June 12). Mentan All Out Gerakan Ketahanan Pangan Nasional. Retrieved June 27, 2021, from Liputan6: https://www.liputan6.com/bisnis/read/4277499/mentan-all-out-gerakan-ketahanan-pangan-nasional

Rizaty, M. A. (2021, June 24). Sebanyak 8,34% Penduduk Indonesia Kekurangan Pangan pada 2020. (D. J. Bayu, Editor) Retrieved June 27, 2021, from Databoks: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/24/sebanyak-834-penduduk-indonesia-kekurangan-pangan-pada-2020

Timorria, I. F. (2020, September 3). Ini Isu yang Kerap Dilaporkan Konsumen Saat Pandemi. Retrieved June 27, 2021, from Ekonomi: https://ekonomi.bisnis.com/read/20200903/12/1286899/ini-isu-yang-kerap-dilaporkan-konsumen-saat-pandemi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun