Pada tanggal 16 Mei 2020, telah dilaksanakan Diskusi Ekonomi secara online yang diadakan oleh HMPSEP UNPAR dengan judul "Kebijakan PSBB: Perubahan Pola Hidup dan New Normal Pasca Pandemi COVID-19". Pada diskusi ini para peserta membahas tentang bagaimana kebijakan PSBB ini mempengaruhi pola hidup dan mengakibatkan kondisi new normal pada masa yang akan datang.
Bagaimana kebijakan PSBB ini dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat? Ada sebuah penjelasan bernama The 4 Mega Shift Consumer Behavior  yang berisi penjelasan sebagai berikut:
Stay At Home Lifestyle. Gaya hidup baru masyarakat yang memilih untuk working-living-playing di rumah karena adanya peraturan social distancing
-
The Bottom of The Pyramid. Mengacu pada piramida Maslow,pada awalnya konsumen berada pada puncak piramida yaitu aktualisasi diri dan esteem akhirnya berpindah ke dasar piramida yaitu makan, kesehatan, dan keamanan.
Go Virtual. Dengan adanya kebijakan PSBB untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini, konsumen beralih menggunakan media virtual/digital untuk melakukan banyak kegiatan termasuk jual-beli barang.
Empathic Society. Akibat banyaknya korban Covid-19 ini, masyarakat menjadi lebih empati, welas asih, dan sarat solidaritas sosial.
Meskipun dapat memberi perubahan pada pola hidup masyarakat, kenyataannya kebijakan PSBB belum sepenuhnya efektif karena desakan terhadap pergerakan ekonomi yang menuntut masyarakat untuk membiayai kehidupannya.Â
Jika mereka tidak keluar rumah, maka tidak akan dapat memenuhi kebutuhan di rumah terutama kebutuhan pokok. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya penunjang masyarakat untuk diam dirumah dan banyaknya para pemilik usaha kecil atau UMKM dan pekerja yang bisa dibilang "kurang berpendidikan" untuk beradaptasi dengan kondisi saat ini.
Stimulus dari pemerintah yang diberikan pemerintah kepada sektor UMKM belum tentu memberikan dampak signifikan kepada sektor-sektor terkecil yang menjadi salah satu sektor yang paling berdampak. Kecukupan dari pendanaan yang diberikan pemerintah juga diragukan karena tidak dapat diketahui sampai kapan pandemi akan berlangsung. Data yang ada pun tidak dapat merepresentasikan trend kedepan seperti apa karena data yang ada hanya berupa akumulatif.
Lalu, apakah kita sebenarnya siap menghadapi new normal? Kesiapan atas new normal secara garis besar sebenarnya siap tidak siap harus dihadapi kedepannya karena hampir seluruh sektor dari sosial dan ekonomi akan berubah,meskipun sama,akan ada peningkatan dari segi protokol kesehatan.Â
Bagaimana dengan bantuan pemerintah untuk beradaptasi dengan kondisi new normal? Pemulihan Ekonomi Nasional adalah reaktif action dari UMKM yang akan mendapat subsidi bunga sekitar Rp 34 triliun melalui perbankan dengan keputusan ketua OJK yang memenuhi telah kategori. PEN ini dianggap relevan karena menjadi upaya mitigasi kedepannya kepada BUMN, korporasi swasta secara umum, dan sektor keuangan. Namun, apakah subsidi ini akan terus berjalan atau tidak setelah pandemi ini beres? tentunya hal ini masih memerlukan beberapa evaluasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H